Senin 29 Aug 2011 21:41 WIB

Lebaran tak Jadi Selasa, Pedagang Merugi

Rep: C27/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sejumlah pedagang di sepanjang jalan taman mini merugi karena ketidakpastian lebaran. "Biasanya jualan saya laku banyak. Sekarang baru dua," ujar Taufik, penjual peci, di Jakarta, Senin (29/8).

 

Ia mengira lebaran akan jatuh pada Selasa (30/8) besok. "Sebenarnya saya rugi bensin sama capek, tapi tanggung dagangan sudah digelar," ujarnya.

Jika ia sudah mengetahui lebaran jatuh pada Rabu, ia tidak akan berjualan malam ini. Hingga pukul sembilan malam, dagangannya baru terjual dua buah.

Malam ini ia berencana akan berjualan hingga pukul dua belas malam. "Kalau malam lebaran sampai jam empat subuh," jelasnya.

Setiap tahun, ia selalu berjualan di malam lebaran. Namun, ia tidak menyesalkan lebaran tidak jadi pada selasa. "Saya nggak nyesel karena jualan saya nggak akan basi," tegasnya.

Begitu juga dengan Fahrudin penjual teh botol. Malam ini (29/8), jualannya sepi pembeli. Selama berjualan, ia baru mengalami keadaan seperti ini.

Dari pengalamannya di tahun sebelumnya, sepanjang jalan taman mini penuh oleh pedagang. "Dari tukang makanan hingga pakaian semuanya rapat berjejeran," ungkap pria yang sudah sepuluh tahun berjualan teh botol ini.

"Sekarang yang jualan baru sedikit karena lebaran belum pasti. Pembeli juga cuma satu dua," sambungnya lagi.

Puasa tahun ini pendapatannya menurun. "Tahun kemarin yang I'tikaf penuh. Sekarang berkurang," ujarnya. Ia berjualan dari jam empat sore hingga subuh.

"Karena lebarannya hari rabu, saya akan jualan full tanpa henti sampai senin," ujarnya. Ia berjualan demi mengumpulkan ongkos untuk pulang kampung ke Sukabumi. "Sudah lama saya tidak pulang," imbuhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement