Senin 06 Jun 2011 14:55 WIB

Waduh...30 RW di Tamboran Rawan Kebakaran, Listrik Jadi Penyebab Utama

Rep: Dyah Ratna Meta Novi/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sebanyak 30 RW di Kecamatan Tambora Jakarta Barat dinilai rawan kebakaran. Ketiga puluh RW tersebut tersebar di kelurahan Tambora, Duri Utara, Duri Selatan, Jembatan Besi, Jembatan Lima, Pekojan, Angke, Krendang, Tanah Sareal.

"Ketiga puluh RW tersebut merupakan RW yang padat hunian rumah semi permanen kayu sehingga rawan terjadi kebakaran," ujar Camat Tambora Isnawa Adji di Jakarta, Senin, (6/6). Selain jenis hunian, faktor lain yang menyebabkan, terang Isnawa, yakni jumlah penduduk melebihi kapasitas, lahan terbatas dan akses jalan juga sempit.

Namun, faktor utama rawan kebakaran yakni banyaknya penduduk yang tidak menggunakan daya listrik sesuai standar yang dibutuhkan. Terdapat rumah warga yang dibangun tahun 70-an, kabel listriknya tidak pernah diganti sejak rumah itu berdiri sampai sekarang. Akibatnya kabel-kabel listriknya banyak yang lapuk,

Jika terjadi hubungan arus pendek, maka hampir pasti mengakibatkan kebakaran. Listrik yang terbatas itu pun tak hanya digunakan warga untuk keperluan sehari-hari, seperti menyetrika, tetapi digunakan untuk produk konveksi.

Ada pula warga yang menggunakan sebuah steker untuk lima colokan listrik diantaranya teko pemanas air, DVD, TV, kipas angin. Sementara colokan yang digunakan kerap tak memenuhi standar yang ditetapkan SNI lalu meleleh dan lelehan besert percikan api mengenai lantai kayu sehingga terjadilah kebakaran.

"Dari berbagai kasus kebakaran di Tambora sebanyak 90 persen disebabkan oleh hubungan arus listrik pendek. Hanya 10 persen saja yang disebabkan oleh kompor maupun rokok," terangnya.

Sebenarnya, tutur Isnawa, pemerintah sudah berupaya keras untuk menghimbau masyarakat agar menggunakan listrik sesuai standar guna mencegah hubungan arus pendek yang bisa menimbulkan kebakaran. PLN juga sudah sering melakukan sweeping listrik namun memang belum bisa terjangkau semua karena di Tambora saja terdapat 1.083 RT.

Pihaknya juga sudah sering melakukan sosialisasi anti kebakaran dengan menertibkan berbagai warung maupun bengkel yang menggunakan badan jalan untuk berdagang. Namun terkadang mereka tidak peduli dengan sosialisasi tersebut. "Padahal penggunaan badan jalan untuk warung atau bengkel mengganggu akses mobil pemadam kebakaran jika akan melakukan pemadaman tempat yang terbakar," ujarnya.

sumber : A
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement