Kamis 09 Sep 2010 18:44 WIB

Puasa Berselimut Sisa Komunisme di Bulgaria

Rep: c06/ Red: irf

REPUBLIKA.CO.ID, SOFIA--Ramadhan menjadi bulan yang dinanti-nantikan oleh Muslim di seluruh dunia, termasuk juga di Bulgaria. Sayangnya, terlepas dari ketertarikan terhadap Islam yang mulai berkembang, banyak masjid di Bulgaria tetap ditutup selama bulan puasa.

Imam besar masjid di Bulgaria, Mustafa Haci, menjelaskan bahwa ada dua alasan yang menyebabkan banyak masjid di negeri ini ditutup selama Ramadhan. Pertama, selama pemerintahan komunis, pendidikan Islam dilarang sehingga menjadikan keberadaan imam saat ini sangat kurang. "Faktor lain adalah sumber dana Rumah Fatwa yang terbatas untuk membayar honor imam," ujar Haci, seperti dilansir dari IslamOnline.net.

Kini, ada lebih dari 1.500 masjid di Bulgaria. Namun, jumlah imam yang ditetapkan Rumah Fatwa hanya sekitar 900 orang. Perbedaan itu jelas sangat jauh. "Jumlah imam yang kurang membuat sekitar 200 masjid di Bulgaria tutup selama bulan suci Ramadhan."

Haci mengungkapkan, dalam beberapa kasus, imam mendapat honor dari donasi para Muslim yang tinggal di sekitar area masjid. Namun, di kasus lain, imam berhenti bekerja gara-gara pendapatan sedikit atau lebih menyukai masjid di kawasan elite. "Jadi, banyak juga yang meninggalkan wilayah miskin."

Disebutkan, penemuan solusi masalah tersebut merupakan kewajiban komunitas Muslim itu sendiri. Rumah Fatwa telah berupaya mengisi kekosongan imam dengan menugaskan belajar di institut berbasis Islam untuk memimpin shalat di masjid.

"Kadang-kadang, masjid sekitar lingkungan perumahan mendapat bantuan warga Muslim yang bersedia menjadi imam. Mereka tentu mempunyai dasar pengetahuan Islam yang baik dan mau menerima honor ala kadarnya," kata Haci. Jumlah imam yang sedikit dan penutupan masjid terjadi bersamaan ketika ketertarikan Islam, baik oleh Muslim maupun non-Muslim, sedang berkembang. Pemuda Muslim Bulgaria berkembang berlipat ganda belakangan ini.

Jumlah jamaah yang datang shalat di masjid bertambah setiap hari, terutama pada bulan suci Ramadan. Imam besar itu juga menyinggung ketertarikan Islam di antara non-Muslim yang juga bertambah sehingga banyak dari mereka yang akhirnya masuk Islam.

Bulgaria bisa dibilang sebagai satu-satunya negara di Eropa yang Muslimnya tidak berasal dari imigran, melainkan dari komunitas lokal yang sudah ada sejak berabad-abad silam. Sebagian ialah etnis Turki keturunan Dinasti Ottoman yang masuk ke Eropa. Menurut perkiraan resmi yang dikeluarkan pemerintah setempat, pemeluk Islam mencapai 12 persen dari 7,8 juta populasi total penduduk Bulgaria.

Tradisi Ramadhan Selama Ramadhan, warga Muslim yang tinggal di desa-desa Bulgaria setiap hari membuat masakan untuk berbuka puasa bersama. Keluarga-keluarga Muslim di selatan Desa Chepintsi adalah salah satu komunitas Muslim yang selalu menggelar buka bersama yang diselenggarakan di masjid desa itu.

"Ini adalah tradisi Ramadhan kami yang indah. Keluarga-keluarga Muslim berlomba-lomba memberikan makanan terbaiknya untuk berbuka puasa kepada saudarasaudara mereka yang berpuasa." Hampir sama denga mayoritas Muslim dunia lainnya, Muslim Bulgaria memulai hari pertama dengan memberikan bantuan untuk menyediakan makanan berbuka. Selain itu, banyak keluarga Muslim yang mengundang kerabat dan tetangga-tetangga mereka untuk buka bersama.

"Ini menunjukkan adanya kehidupan sosial yang harmonis di kalangan Muslim Bulgaria, terutama pada bulan suci Ramadhan," kata Sami Fazliiski, seorang mahasiswa dari Kota Rudozem, salah satu kota yang banyak warga Muslimnya. Menurut Fazliiski, tak jarang keluarga-keluarga Muslim juga mengundang tetangga dan sahabat yang non-Muslim dalam acara berbuka puasa bersama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement