DPR Tekankan Kesigapan Pemerintah Atasi Puncak Arus Balik

Rabu , 28 Jun 2017, 15:28 WIB
Arus balik mudik (ilustrasi).
Foto: Mahmud Muhyidin
Arus balik mudik (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi V DPR RI meminta pemerintah menyiapkan langkah antisipasi terkait kemungkinan terjadinya kemacetan luar biasa pada puncak arus balik lebaran. Adapun puncak arus balik lebaran kali ini diprediksi akan terjadi pada Sabtu (1/7), mendatang.

Anggota komisi V DPR RI, Moh. Nizar Zahro menilai langkah antisipasi salah satunya dengan menghindarkan adanya penumpukan kendaraan bermotor di sejumlah titik jalan raya saat puncak arus balik. Hal ini dilakukan agar tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.

"Beberapa ruas yang akan dilalui saat balik seperti dari Banyumas ke Brebes rawan terjadi kemacetan. Kami minta ini dicarikan solusinya," kata Nizar saat dihubungi pada Rabu (28/6).

Menurutnya, pemerintah harus cepat dan berani memutuskan untuk mengalihkan arus lalu lintas jika sudah nampak terjadi kepadatan. Ia mencontohkan, jika terjadi kepadatan di jalur utara, maka pemudik arus balik diarahkan ke jalur selatan melalui Cilacap kemudian masuk ke wilayah Jawa Barat melalui Ciamis atau Tasikmalaya.

Karenanya, untuk kesigapan pengalihan arus balik ini penting dilakukan koordinasi antar instansi. "Kuncinya ada pada koordinasi. Rekayasa lalu lintas sangat diperlukan agar tidak terjadi penumpukan kendaraan. Sebab Potensi kemacetan saat arus balik rawan terjadi karena masuk kerja semuanya hari Senin (3/7)," kata Politisi dari Fraksi Partai Gerindra tersebut.

Menurutnya, koordinasi tersebut tidak hanya antar kementerian terkait, seperti Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, melainkan juga antar pemerintah daerah. Hal ini mengingat Pemda, ruas jalannya akan dilewati oleh para pemudik yang akan kembali ke tanah rantaunya.

Selain itu, Nizar juga mengimbau para pemudik juga menggunakan aplikasi peta melalui telepon seluler. Hal ini sangat diperlukan saat arus balik untuk menghindari jalur yang terjadi kepadatan. "Sebab tidak menutup kemungkinan, mereka yang akan kembali ke perantauan dengan menggunakan kendaraan bermotor menggunakan aplikasi tersebut," kata dia.