Senin 06 Dec 2021 13:28 WIB

Sikap Pertengahan yang Membawa Kebahagian

Ada tiga hal sikap pertengahan yang mesti ada dalam diri.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Sikap Pertengahan yang Membawa Kebahagian. Foto: Syeikh Aidh Al Qarni
Foto: IST
Sikap Pertengahan yang Membawa Kebahagian. Foto: Syeikh Aidh Al Qarni

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kebahagian yang sempurna berlandaskan pada tiga yang masing-masing dapat menjadi kemaslahatan bagi yang mampu melaksanakannya. Bersikap moderat atau pertengahan menjadi kunci mendapat keselamatan dan menyelamatkan dari kebinasaan.

Dr Aidh bin Abdullah Al-Qarni ada tiga hal sikap pertengahan yang mesti ada dalam diri. Tiga hal itu di antaranya adalah:

Baca Juga

Pertama bersikap seimbang saat emosi meluap, kedua bersikap seimbang saat nafsu birahi bergejolak dan ketiga bersikap seimbang dalam menerapkan ilmu.

"Oleh karena itu, seseorang dituntut untuk menjalani urusannya dengan sikap seimbang agar bila nafsu birahinya sedang bergejolak ia menjadi tidak berlebihan," kata Dr Aidh dalam bukunya La Tahzan Jangan Bersedih.

Karena hal ini akan menjerumuskan pelakunya pada kehinaan yang berakhir dengan kebinasan. Demikian juga bila emosi sedang berkobar, ia menjadi tidak berlebihan, karena hal itu akan menjerumuskan pelakunya pada sikap membabi buta yang berakhir dengan kebiasaan pola.

Dalam sebuah hadits disebutkan. "Sebaik-baik urusan adalah yang pertengahan."

Apabila dua kekuatan naluri tersebut dapat dikendalikan oleh kekuatan ilmu sehingga menjadi seimbang, pelakunya pun akan tertentu ke jalan yang lurus. Begitu pula halnya dengan emosi, apabila dibiarkan secara berlebihan tanpa kendali, pelakunya akan mudah memukul, bahkan sampai membunuh.

"Sebaliknya, bila ia dibiarkan menurut drastis, pelakunya akan kehilangan rasa cemburu dan fanatisme nya, baik dalam urusan agama maupun dunia," katanya.

Berbeda halnya jika seimbang dan terkendali, maka hal ini akan melahirkan kesabaran, keberanian, dan kebajikan.  Begitu pula halnya dengan nafsu birahi apabila diubah secara berlebihan tanpa kendali, ia akan melahirkan kefasikan dan kemaksiatan.

Sebaliknya, bila dibiarkan menurun drastis, Ia pun akan melahirkan ipotensi dan lemah syahwat. Berbeda halnya jika kita menjadikan hingga stabil, maka akan melahirkan sikap iffah (memelihara kehormatan), qana'ah (menerima apa adanya), dan sikap positif lainnya.

Dalam sebuah hadits disebutkan. "Berpeganglah kalian pada sikap pertengahan dalam segala sesuatu."

Allah SWT telah berfirman. "Dan demikian pula kami telah menjadikan kalian wahai Muhammad umat yang pertengahan" (Al Baqarah ayat 143).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement