Senin 15 Nov 2021 13:19 WIB

Unisba Targetkan Setiap Tahun Ada Dua Guru Besar Baru

Guru besar yang dilantik diharapkan menjadi pencetus awal di bidang akademik.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andi Nur Aminah
Rektor Universitas Bandung (Unisba) Prof Edi Setiadi  (tengah)
Foto: Edi Yusuf/Republika
Rektor Universitas Bandung (Unisba) Prof Edi Setiadi (tengah)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Universitas Islam Bandung (Unisba) menggelar acara puncak Milad ke-63, ditandai dengan Sidang Terbuka Terbatas Senat Unisba. Acara ini dilaksanakan secara hybrid, yang dipadukan antara luring di Aula Unisba dan daring melalui Zoom Meeting, Senin (15/11).

Pada kesempatan tersebut, Rektor Unisba Prof Dr H Edi Setiadi, SH, MH, mengkukuhkan dua orang guru besar, yaitu Prof Dr  Atih Rohaeti Dariah, SE. MSi (Wakil Rektor II Unisba) bidang Ekonomi Pembangunan dan Prof Ir A Harits Nu’man, MT., PhD., IPM. (Wakil Rektor I Unisba) bidang Teknik Industri. 

Baca Juga

Keduanya memaparkan orasi ilmiah dengan tema Inspirasi Nilai-Nilai Islam dalam pencapaian SDGs yang disampaikan oleh Prof Atih, dan Strategi Pengembangan Industri Halal Pada Era Industri 4.0 yang disampaikan oleh Prof Atep. "Unisba menargetkan dalam satu tahun bisa punya dua guru besar. Sekarang sudah ada 10 yang diproses di Dikti, tinggal nunggu SK," ujar Edi kepada wartawan.

Edi berharap guru besar yang dikukuhkan bisa setiap saat berkelana dalam menyampaikan ilmunya kepada masyarakat. "Saya harap kedua guru besar yang baru dilantik ini pun menjadi insan akademik yang memberikan arah, pencetus awal atau trendsetter di bidang akademik," katanya.

Jabatan guru besar ini, kata dia, mempunyai relevansi membawa perubahan yang berkemajuan bagi Unisba. “Insyaallah, akan mengangkat profil Unisba, peningkatan jumlah guru besar mempunyai dimensi institusional,” katanya.

Selain itu, kata dia, guru besar ini dapat meningkatkan peran Unisba dalam peningkatan kualitas hidup melalui berbagai aktivitas tridarma perguruan tinggi yang membawa manfaat yang besar. Di usia ke-63 ini, Rektor pun mengajak civitas academica Unisba untuk bersama-sama merenungkan kembali cita-cita pendiri Unisba dengan tujuan mulianya, yaitu mengentaskan kemiskinan dan keterbelakangan umat. 

“Semangat ini harus tetap dijaga dengan saksama, dan kini Unisba menyongsong rekognisi Asia, paling tidak dalam satu aspek," katanya.

Untuk itu, kata dia, beragam inisiatif dan usaha dapat dilakukan dengan melibatkan semua unsur civitas academica, dari mulai pertukaran mahasiswa, menerima mahasiswa asing untuk belajar di Unisba, memasarkan dosen Unisba untuk menjadi dosen tamu di perguruan tinggi asing atau sebaliknya, mendatangkan dosen asing untuk memberikan ilmunya kepada mahasiswa Unisba.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement