Ahad 07 Nov 2021 16:40 WIB

Pemprov DKI Diminta Serius Cegah Banjir

Sudin SDA diminta menginventarisasi wilayah yang jadi prioritas penanggulangan banjir

Rep: Rusdy Nurdiansyah/Antara/ Red: Bilal Ramadhan
Angkutan umum melintasi banjir rob di kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, Muara Baru, Jakarta, Sabtu (6/11/2021). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta memperkirakan puncak musim hujan dan potensi rob di Ibu Kota terjadi pada Januari hingga Februari 2022.
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Angkutan umum melintasi banjir rob di kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, Muara Baru, Jakarta, Sabtu (6/11/2021). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta memperkirakan puncak musim hujan dan potensi rob di Ibu Kota terjadi pada Januari hingga Februari 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DPRD DKI Jakarta meminta penanganan banjir jadi prioritas dalam Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) DKI Jakarta tahun anggaran 2022.

"Karena penanganan banjir di Jakarta saat ini belum terlihat menjadi prioritas," kata Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Ida Mahmudah, Sabtu (6/11).

Baca Juga

Menurut Ida Mahmudah, kegiatan prioritas penanganan banjir yang menjadi prioritas, wajib masuk dalam anggaran di seluruh Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) di Jakarta, apakah sebagai program kegiatan baru atau melanjutkan program kegiatan tahun sebelumnya.

"Kegiatan prioritas itu harus dieksekusi pada tahun 2022," katanya.

Ida Mahmudah mencontohkan, di Jakarta Utara ada kesiapan Waduk Blibis yang tidak besar. Sudah ada pembangunan tapi baru sebagian. "Dampaknya, sebelumnya terjadi banjir sampai sepinggul, tapi sekarang sudah di bawah pinggul," katanya.

Dalam Rancangan KUA-PPAS tahun anggaran 2022, usulan anggaran anggaran penanganan banjir untuk Sudin SDA di lima kota adminstrasi dan satu kabupaten, sebesar Rp 1,17 triliun. Rinciannya adalah Jakarta Pusat Rp 199,67 miliar, Jakarta Utara Rp 188,87 miliar, Jakarta Barat Rp 229,13 miliar, Jakarta Selatan Rp 175,56 miliar, Jakarta Timur Rp 239,91 miliar, dan Kabupaten Kepulauan Seribu Rp 137,40 miliar.

Komisi D DPRD mengingatkan agar seluruh Sudin SDA menginventarisasi wilayah yang menjadi prioritas untuk penanggulangan banjir secara berkala. "Jadi, semua harus diprioritaskan pada anggaran 2022, agar di wilayah sekitar yang sering banjir, tidak banjir lagi," ucap Ida.

Kepala Dinas SDA DKI Jakarta, Yusmada Faizal, memastikan, koordinasi antarwilayah dalam pengendalian banjir akan terus terjaga. "Sudah menjadi prioritas kami untuk mengatasi banjir di lokasi yang sering banjir. Kita terus pastikan tidak separah tahun-tahun sebelumnya," kata Yusmada.

Sementara, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengingatkan seluruh warga Jakarta untuk mewaspadai cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan banjir di ibu kota. Riza mengatakan, warga perlu memastikan lingkungannya masing-masing bebas dari sampah agar tidak terjadi penyumbatan pada saat curah hujan tinggi.

Pemprov DKI Jakarta juga mengantisipasi prakiraan cuaca ekstrim pada 6-7 November dengan menyiapkan satuan tugas kesiapsiagaan banjir. "Pemprov sudah menyiapkan Satgas bekerja sama dengan TNI-Polri dan relawan. Tim gabungan ini juga apel kesiapsiagaan bencana. Paling penting adalah dukungan dari semua masyarakat Jakarta," tuturnya.

Riza menyatakan, masalah cuaca ekstrem harus disikapi secara kolektif dengan bijak supaya dapat mencegah dan melakukan tindakan penanganan, jika sewaktu-waktu terjadi banjir.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta melalui akun twitter @BPBDJakarta, mengimbau warga ibu kota untuk mewaspadai cuaca ekstrem 6-7 November 2021. BMKG memprakirakan akan turun hujan sedang-lebat disertai petir dan angin kencang.

"PeringatanDini JKT: potensi hujan lebat dengan dampak banjir di wilayah DKI Jakarta," tulis BPBD DKI Jakarta melalui akun twitternya.

Dampak hujan lebat dan banjir tersebut berpotensi terjadi di Jakarta Timur, Jakarta Barat, dan Jakarta Utara, sehingga warga diimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan.

Banjir

Hujan yang mengguyur Kota Depok terus menerus sejak Jumat (5/11) hingga Ahad (7/11) menyebabkan sejumah titik mengalami banjir. Sejumlah wilayah di Kota Depok yang mengalami banjir diantaranya di Kompleks Perumahan Taman Duta, Bukit Cengkeh, Studio Alam dan Kampung Utan.

Selain itu sejumlah jalan tergenang air yang cukup tinggi sehingga menimbulkan kemacetan yakni di Jalan Arif Rahman Hakim, Jalan anah Baru, Jalan Raya Sawangan, Jalan M Kahfi. "Genangan air cukup tinggi di Jalan Arif Rahman Hakim, sehingga menimbulkan kemacetan," ujar Yuli, seorang warga Beji usai melintas di kawasan Jalan Arif Rahman Hakim, Kota Depok, Ahad (7/11).

Seorang warga Sawangan, Ruspiandi juga mengungkapkan, genangan air cukup tinggi di Jalan Tanah Baru deket pertigaan Jalan Tanah Baru dan Jalan Raya Sawangan. "Genangan air sebetis itu akibat luapan air kali. Jalan macet," kata dia.

Ketua PMI Kota Depok Dudi Mi’raz mengatakan, pihaknya telah siaga untuk menghadapi bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di saat musim penghujan ini.

"Kami sudah mengaktifkan Posko PMI dan segera bertindak aktif menerima laporan dan melakukan penanganan bencana banjir dan tanah longsor," terangnya.

Ia menegaskan, pihaknya siap membantu pertolongan untuk penanganan bencana banjir, tanah longsor dan pohon tumbang. "Kami siap jika dibutuhan oleh masyarakat. Armada kami juga mumpuni untuk melakukan penanganan bencana. Kami juga minta masyarakat waspada terhadap cuaca buruk beberapa bulan ke depan," tutur Dudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement