Selasa 07 Sep 2021 13:50 WIB

Mantan Kepala MI6: Pemimpin Muslim Bisa Atasi Radikalisasi

Pemimpin Muslim harus terbuka dalam mengatasi radikalisasi dan ekstremisme.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Mantan Kepala MI6: Pemimpin Muslim Bisa Atasi Radikalisasi
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Mantan Kepala MI6: Pemimpin Muslim Bisa Atasi Radikalisasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan kepala Dinas Intelijen Rahasia Inggris atau dikenal MI6 Sir Richard Dearlove mengatakan para pemimpin Muslim harus terbuka dalam mengatasi radikalisasi dan ekstremisme di komunitas mereka. Hal itu diungkapkannya menjelang peringatan serangan teror 9/11 yang akan datang.

Dearlove mengatakan keterlibatan tokoh masyarakat membuat upaya kontra-radikalisasi lebih efektif ketimbang ketika pihak lain yang memberi tahu orang-orang mereka apa yang harus dilakukan. Menurut Dearlove, ada keengganan umum di masyarakat untuk mengatasi masalah radikalisasi dan ekstremisme tersebut.

Baca Juga

Namun, ia memastikan para ekstremis tidak berhasil dalam menyesatkan pemikiran kaum muda. "Jika Anda melihat ekstremisme, komunitas Islam harus menghadapinya sendiri dan ada keengganan bagi mereka melakukannya. Apa yang tidak Anda inginkan adalah orang Kristen memberi tahu Muslim apa yang harus dilakukan. Seharusnya Muslim memberi tahu Muslim apa yang harus dilakukan," katanya kepada The Telegraph, dilansir di Eastern Eye, Selasa (7/9).

Dia khawatir jika Taliban mengizinkan kelompok teror beroperasi seperti yang dilakukan selama rezim sebelumnya, hal itu dapat menginspirasi beberapa orang di Inggris melakukan perjalanan ke Afghanistan. Apalagi ketika pandemi tidak berkecamuk, ia khawatir jika kegiatan itu dihidupkan kembali orang-orang dapat dengan bebas melakukan perjalanan ke Pakistan dan itu sangat mudah untuk melewati perbatasan menuju Afghanistan.

"Anda harus bergantung pada komunitas lokal untuk mengetahui apa yang dilakukan anak muda mereka. Jika seorang anak pergi mengunjungi kerabat di Pakistan, itu menjadi urusan keluarga. Sangat penting individu menyadari apa yang dilakukan anak muda mereka," ujarnya.

Ia mengatakan masyarakat telah mencapai beberapa kemajuan dalam pemolisian (policing/menjaga ketertiban) diri mereka sendiri. Kendati begitu, ia menekankan lebih banyak lagi yang harus dilakukan untuk mengatasi radikalisasi.

Sir Dearlove juga menghargai Singapura karena mengembangkan model kontra-radikalisasi yang disebutnya berhasil dan telah digunakan secara luas. Menurutnya, model yang dikembangkan oleh Singapura digunakan cukup luas dan diikuti oleh negara-negara lain dengan komponen Muslim yang besar dan bahkan negara-negara mayoritas Muslim.

"Mereka menggunakan pemimpin agama mereka sendiri untuk menjalankan program deradikalisasi mereka. Ini adalah model yang berhasil," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement