Rabu 07 Jul 2021 17:28 WIB

Enam Startup Indonesia Berpotensi Jadi Unicorn Baru

Enam startup Indonesia berpotensi jadi unicorn dengan valuasi 1 miliar dolar AS.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nora Azizah
Enam startup Indonesia berpotensi jadi unicorn dengan valuasi 1 miliar dolar AS.
Foto: pixabay
Enam startup Indonesia berpotensi jadi unicorn dengan valuasi 1 miliar dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, mengatakan, ekonomi digital Indonesia akan memegang peran strategis bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Hal itu juga bakal didukung dengan sejumlah start up atau perusahaan rintisan teknologi yang nantinya bakal menjadi unicorn dengan valuasi 1 miliar dolar AS.

Perusaahan teknologi yang kini telah menjadi unicorn di antaranya Gojek dan Tokopedia yang juga baru saja bergabung menjadi GoTo. Kemudian OVO, Traveloka, dan Bukalapak. Lutfi mengatakan, setidaknya ada enam calon-calon unicorn baru dari para start up yang kini tengah eksis.

Baca Juga

Di antaranya yakni blibli.com di sektor e-commerce, ruang guru di sektor edu tech, kredivo di sektor fintech, halodoc di bidang heath tech, efishery bidang agri tech, dan Si Cepat yang bergerak di bidang jasa logistik.

"Ini gelombang baru karya Indonesia calon-calon unicorn di sektor baru dengan valuasi menuju 1 miliar dolar AS," kata Lutfi dalam Bisnis Indonecia Mid-Year Economic Outlook, Rabu (7/7).

Lutfi mengatakan, ekonomi digital menjadi sesuatu yang tidak terelakkan. Oleh sebab itu, Indonesia dengan modal perusahaan tekonologi yang besar harus menjadi pemenang. Pemerintah sebagai otoritas jaga harus membuat kebijakan yang mendukung orang-ornag Indonesia menguasai pasar Indonesia itu sendiri.

Adapun jika dilihat secara keseluruhan ekonomi digital, Lutfi memproyeksikan pada tahun 2030, penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi digital yakni dari sektor e-commerce dengan valuasi Rp 1.908 triliun. Selanjutnya diikuti online travel Rp575 triliun, dan online media Rp 191 triliun. Selanjutnya layanan ride hailing Rp 401 triliun serta fintech Rp224 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement