Senin 28 Dec 2020 22:01 WIB

Ini Perbedaan Lampard dan Solskjaer Versi Pendukung MU

Solskjer dinilai mirip dengan mantan pelatih MU Sir Alex Ferguson

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Muhammad Akbar
Ekspresi manager Chelsea Frank Lampard (kanan), dan manager Manchester United Ole Gunnar Solskjaer (kiri)  pada laga liga Inggris antara Manchester United melawan Chelsea di Stadion Old Trafford, Manchester, Ahad (11/8) waktu setempat.
Foto: Dave Thompson/AP
Ekspresi manager Chelsea Frank Lampard (kanan), dan manager Manchester United Ole Gunnar Solskjaer (kiri) pada laga liga Inggris antara Manchester United melawan Chelsea di Stadion Old Trafford, Manchester, Ahad (11/8) waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER — Penggemar Manchester United (MU) mengkritik pelatih Chelsea Frank Lampard yang lebih sering menyalahkan pemainnya secara terbuka termasuk ketika kalah dari Arsenal.

Mereka juga membandingkan pelatih Manchester United Ole Gunnar Solskjaer yang jarang melakukan hal tersebut. MU dua kali unggul ketika melawan Leicester City di King Power Stadium pada Boxing Day.

Namun mereka harus puas berbagi poin setelah bermain imbang 2-2. Solskjaer pun kecewa kepada pertahanan timnya. Ia mengatakan pemainnya seharusnya lebih bisa menutup ruang.

Namun Solskjer dinilai mirip dengan mantan pelatih MU Sir Alex Ferguson yang memilih jarang mengkritik pemain secara terbuka. Solskjaer memilih menyalahkan pemain di ruang ganti. Sedangkan Lampard menyalahkan pemain di ruang publik ketika sesi wawancara.

"Saya akan mengambil tanggung jawab di luar tetapi para pemain harus bertanggung jawab karena pesannya jelas.”

“Dalam sepak bola itu dasar-dasarnya, ini bukan taktik atau sistem, tapi semua itu apakah Anda ingin berlari, apakah Anda ingin mendukung tim Anda? Lalu apakah kamu ingin lari cepat atau jogging atau tidak ingin lari? Kami mengambil keputusan itu, bukan yang benar,” kata Lampard dilansir dari Manchester Evening News, Senin (28/12).

Lampard juga mengkritik jadwal timnya usai kalah dari Arsenal. Menurutnya MU dan Liverpool lebih diuntungkan.

"Fakta bahwa ini adalah dua pertandingan dalam 48 jam adalah poin penting bagi kami karena ada tim lain yang menantang di puncak Liga yang memainkan dua pertandingan dalam tiga hari,” ujarnya.

MU, Tottenham dan Liverpool memainkan dua pertandingan dalam tiga hari. Jadwal tersebut berisiko tinggi bagi para pemain apabila bermain di liga papan atas. Jadwal padat tak akan berdampak baik bagi pemain untku bermain di level atas.

Mention Yukk, Satu jenis kosmetik yang ada di Meja rias Kamu!

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement