Sabtu 19 Dec 2020 03:09 WIB

Calo Tes Covid-19 Berkeliaran di Stasiun Senen

KAI memastikan petugas stasiun selalu melakukan pengecekan surat hasil tes cepat.

Rep: Febryan A/ Red: Bilal Ramadhan
Petugas memeriksa  kelengkapan penumpang sebelum memasuki area peron di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat.
Foto: Prayogi/Republika
Petugas memeriksa kelengkapan penumpang sebelum memasuki area peron di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat.

REPUBLIKA.CO.ID, "Sudah punya rapid test (tes cepat) bang?" begitu perkataan sejumlah pria, yang mengenakan jaket ojek daring, kepada calon penumpang di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat. Jika calon penumpang terlihat bingung, mereka bakal menawarkan jasa rapid test atau pengurusan surat keterangan sehat (SKS) yang diklaim murah meriah.

Berdasarkan pantauan Republika pada Kamis (17/12), praktik percaloan ini tampak di pintu masuk Stasiun Pasar Senen. Delapan orang itu silih berganti menawarkan jasa cek kesehatan agar calon penumpang bisa berangkat menuju kota tujuan. Sebab, PT KAI mewajibkan calon penumpang mengantongi hasil swab test atau rapid test ataupun SKS jika ingin bepergian dengan kereta.

Salah satu calo, sebut saja Dadang, menawarkan dengan harga tes cepat sebesar Rp 95 ribu. Sedangkan pengurusan SKS sebesar Rp 45 ribu. Jika setuju, biaya bertambah Rp 40 ribu untuk ongkos perjalanan ke klinik.

"Sudah banyak yang saya bantuin. Ayo, sebentar kok. Saya anterin sekarang," ujar dia merayu.

Berbagai jurus ia pakai untuk meyakinkan. Pria itu menyebut rapid test yang ditawarkan lebih murah. Dia juga menyebut prosesnya tak makan waktu lama. Sebab, kata dia, klinik tempat tes cepat itu berlokasi di sekitar Flyover Galur, Johar Baru, Jakarta Pusat.

Jurus lainnya adalah soal keabsahan hasil tes cepat. Ia berkali-kali meyakinkan, jasa tes cepat yang ditawarkan sangat orisinal. Meski kemudian dia mengakui, pihak Stasiun Senen tak akan mengakui hasil tes cepat dari tiga klinik lantaran pernah memberikan hasil tes palsu.

"Kita sudah dibilangin sama ‘orang dalam’ stasiun, jangan ke klinik yang tiga itu. Klinik yang saya ini aman," ujar dia.

Seorang calon penumpang, yang menggunakan jasa calo, sempat memperlihatkan hasil tes cepatnya kepada Republika. Remaja berusia 20-an tahun itu mengaku proses tes cepat menggunakan jasa calo hanya memakan waktu 30 menit. "Saya hasilnya non-reaktif," kata pria yang hendak bertolak menuju Surabaya itu.

PT KAI Daop 1 Jakarta tak membantah keberadaan para calo tersebut, namun mereka membantah petugasnya terlibat. "Kami pastikan tidak ada petugas yang terkait hal tersebut (praktik percaloan)," kata Kepala Humas PT KAI Daop 1 Jakarta, Eva Chairunisa kepada Republika, Kamis.

Eva mengakui memang ada sejumlah klinik yang hasil tes cepatnya tak akan diterima petugas stasiun. Sebab, sejumlah klinik itu pernah memberikan hasil rapid test yang ‘tidak dapat dipertanggungjawabkan’. Namun, Eva membantah adanya petugas stasiun memberikan informasi tersebut kepada para calo.

Eva menambahkan, pihaknya sudah mengetahui adanya sejumlah calo yang menawarkan jasa tes cepat kepada calon penumpang. Namun, ia memastikan para calo itu tak berkeliaran di area dalam stasiun.

Menurut Eva, jika para calo itu hanya menawarkan jasa tes cepat yang lebih murah, hal itu tidak menjadi masalah. PT KAI memperbolehkan calon penumpang menjalani tes cepat di klinik dari luar stasiun.

Terlepas dari tes cepat dilakukan dengan bantuan calo atau tidak, lanjut Eva, petugas stasiun selalu melakukan pengecekan surat hasil tes cepat secara detail. Mulai dari hasil, masa berlaku, hingga cap dari klinik.

"Tapi kami memang tidak mungkin melakukan konfirmasi ulang dengan menghubungi klinik yang tercantum pada setiap berkas yang dibawa penumpang," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement