Rabu 18 Nov 2020 20:57 WIB

 Hujan Deras Sebabkan 79 Kejadian Bencana di Banyumas

Kejadian bencana tersebut telah merenggut lima korban jiwa. 

Rep: Eko Widiyatno / Red: Agus Yulianto
Sejumlah warga korban banjir meninggalkan lokasi pengungsian dan memilih kembali ke rumah karena khawatir dengan keselamatan harta benda mereka di Desa Nusadadi, Sumpiuh, Banyumas, Jateng, Rabu (18/11/2020).
Foto: ANTARA/Idhad Zakaria
Sejumlah warga korban banjir meninggalkan lokasi pengungsian dan memilih kembali ke rumah karena khawatir dengan keselamatan harta benda mereka di Desa Nusadadi, Sumpiuh, Banyumas, Jateng, Rabu (18/11/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Hujan deras yang berlangsung selama dua hari terakhir, menyebabkan 79 kejadian bencana di berbagai lokasi Kabupaten Banyumas. Bupati Achmad Husein menyebutkan, 79 kejadian bencana tersebut meliputi 67 kejadian longsor, satu kejadian pohon tumbang yang menyebabkan rumah warga rusak berat.

Dia juga menyebutkan, kejadian bencana tersebut telah merenggut lima korban jiwa akibat bencana longsor. Korban jiwa tersebut, terdiri satu warga di Desa Bogangin dan satu keluarga dengan empat jiwa di Desa Banjarpanepen. Kedua desa tersebut, berada di wilayah  Kecamatan Sumpiuh.

Sedangkan untuk pengungsi, pada Selasa (17/11) ada ratusan warga yang mengungsi. Baik warga yang karena kejadian longsor maupun banjir. "Untuk yang terdampak banjir, sebagian sudah kembali ke rumahnya masing-masing karena genangan air mulai surat. Namun untuk yang terdampak longsor, perlu ada penanganan lebih lanjut karena tempat tinggal mereka berada di lokasi rawan longsor," ujar Bupati, Rabu (18/11).

photo
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan akibat banjir di jalur selatan Jateng di Desa Kedungpring, Kemranjen, Banyumas, Jateng, Selasa (17/11/2020). Banjir tersebut diakibatkan jebolnya tanggul Kali Gatel setelah hujan deras itu sehingga menyebabkan kendaraan yang melintas di jalur selatan terjebak banjir. - (ANTARA/Idhad Zakaria)

Dia menyebutkan, kejadian bencana yang terjadi saat ini diperkirakan telah menimbulkan kerugian materi cukup besar. Bukan hanya karena banyaknya rumah warga yang mengalami kerusakan, tapi juga karena cukup banyak akses jalan yang terdampak longsor sehingga tidak bisa lagi dilalui kendaraan. 

"Bencana longsor ini tersebar di berbagai lokasi, mulai dari Banyumas bagian timur sampai ke barat," katanya.

Di wilayah Banyumas timur, longsor terjadi di wilayah Kecamatan Sumpiuh, Kemranjen, Tambak dan Kebasen. Sedangkan di wilayah Banyumas Barat, longsor terjadi di wilayah Kecamatan Pekuncen, Gumelar, Purwojati, Lumbir, Ajibarang dan Patikraja. 

"Ada puluhan rumah warga yang rusak akibat bencana longsor," katanya.

Sedangkan untuk akses jalan yang terdampak longsor, antara lain terjadi di ruas jalan desa di Desa Karanggintung Kecamatan Kemranjen, di wilayah Kecamatan Ajibarang, dan Desa Karangendep Kecamatan Patikraja.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas, Titik Puji Astuti

mengatakan, mengenai bencana banjir, hingga saat ini masih ada beberapa lokasi yang terdampak banjir. "Kalau untuk ruas jalan nasional di Kemranjen yang sempat tergenang banjir, saat ini sudah surut," ujarnya.

Wilayah yang masih terdampak banjir, antara lain di Desa Kamulyan, Desa Prembun, Desa Plangkapan dan di Desa Gebangsari. Seluruhnya berada di wilayah Kecamatan Tambak. Demikian juga beberapa desa lain di wilayah Kecamatan Sumpiuh dan Kemranjen.

Mengenai korban terdampak longsor, Titik menyebutkan, dari lima orang yang tertimbun longsor, saat ini hanya tinggal seorang korban yang belum ditemukan. Yakni, Basuki (40), warga Banjarpanepen. 

"Isteri dan dua anaknya, sudah ditemukan dalam keadaan meninggal. Demikian jiga, dengan warga Wagimin (50), warga Desa Bogangin. Keempat korban sudah dimakamkan di desanya masing-masing," katanya.

Dia menyatakan, upaya pencarian terhadap korban yang belum ditemukan, hingga saat ini masih terus dilakukan oleh tim relawan gabungan, TNI, Polri dan Linmas. 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement