Jumat 06 Nov 2020 18:10 WIB

Perhutani Garut Terus Kembangkan Destinasi Wisata

Saat ini terdapat 18 titik destinasi wisata yang dikembangkan di kawasan hutan.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Mas Alamil Huda
Suasana Kamojang Ecopark di Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Kamis (5/11).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Suasana Kamojang Ecopark di Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Kamis (5/11).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Garut terus mengembangkan destinasi wisata di kawasan hutan yang dikelolanya. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat di sekitar kawasan hutan dan membuat masyarakat lebih sadar lingkungan.

Administratur Perum Perhutani KPH Garut, Nugraha, mengatakan, saat ini terdapat 18 titik destinasi wisata yang dikembangkan di kawasan hutan yang dikelolanya. Beberapa di antaranya terdapat di kawasan Gunung Papandayan, Karacak Valley, dan Kamojang Ecopark. "Sekarang destinasi wisata di lahan perhutani juga terus berkembang," kata dia di Garut, Jumat (6/11).

Menurut dia, Perum Perhutani telah mengembangkan sektor pariwisata sejak 10 tahun terkahir. Saat ini, sektor pariwisata di Perhutani sudah menjadi bisnis ketiga.

Ia menjelaskan, selama ini Perhutani hanya dikenal dengan produk kayu jati. Selain itu, ada juga getah yang menjadi andalan dari Perhutani. Namun, sekarang, sektor pariwisata mulai terus naik penghasilannya. 

Nugraha mengatakan, pengembangan destinasi wisata yang ada di kawasan Perhutani dibagi menjadi dua bagian. Ada destinasi yang dikelola secara mandiri oleh Perhutani, tetapi ada juga yang dikelola dengan kerja sama masyarakat.

Menurut dia, dengan pengembangan wisata ini, lingkungan di kawasan Perhutani dapat lebih terjaga. "Dengan adanya wisata, masyarakat di sekitar wilayah itu lebih sadar untuk menjaga lingkungannya. Selain itu, dari masyarakat sekitar juga terbantu secara ekonomi. Karena kita juga sediakan tempat agar masyarakat bisa memasarkan kerajinannya di destinasi wisata yang ada," kata dia.

Nugraha mengatakan, pihaknya juga terbuka jika ada masyarakat yang ingin mengembangkan destinasi wisata di kawasan Perhutani. Kerja sama dengan masyarakat akan dilakukan dengan pola Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). "Jadi posisi masyarakat dikedepankan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement