Rabu 21 Oct 2020 16:53 WIB

Cegah Stunting, Ibu Hamil di Purbalingga Diberi Paket Ikan

Paket makanan dari ikan diberikan di 5 kecamatan di Purbalingga.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dwi Murdaningsih
Ibu Hamil (Ilustrasi)
Foto: Pixabay
Ibu Hamil (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- g, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) bekerjasama dengan Tim Penggerak PKK (TP PKK) Kabupaten Purbalingga melakukan membagikan paket makanan berbahan dasar ikan bagi ibu hamil (bumil) dan ibu menyusui (busui). Hal ini dilakukan untuk mencegah stunting.

''Kegiatan ini kita lakukan di sembilan desa di 5 kecamatan, yang diketahui cukup banyak terjadi kasus stunting,'' ucap Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (DKPP) Purbalingga, Sediyono, Rabu (21/10).

Baca Juga

Masing-masing desa mendapat 55 hingga 60 paket makanan dari olahan ikan. Terbatasnya penyaluran paket tersebut, mengingat kondisi keuangan daerah yang saat ini cukup banyak tersedot oleh kegiatan pilkada dan menangani wabah Covid 19.

''Pada tahun 2020, kami hanya bisa mengalokasikan pengadaan paket olahan ikan bagi ibu hamil dan menyusui, sebanyak 500 paket. Jumlah paket sebanyak itulah, yang kita bagikan pada ibu hamil dan menyusui di 9 desa,'' katanya.  

Penyaluran paket ini, antara lain diserahkan bagi para ibu hamil dan menyusui, di Desa Klapasawit Kecamatan Kalimanah. Di desa itu, 60 paket makanan olahan dari ikan diserahkan oleh Pjs Bupati Sarwa Pramana.

Sediyono juga menyatakan, selain pembagian paket ikan yang didanai APBD kabupaten, DKPP juga telah menyalurkan 500 paket ikan dari Kementerian Kelautan. ''Paket dari Kementerian ini, kita salurkan di 14 desa yang ada di 7 kecamatan,'' jelasnya.

Sedangkan bantuan yang berasal dari Dinas Perikanan Provinsi Jawa Tengah, rencananya akan disalurkan pada 4 November. ''Ikan yang akan disalurkan ada sebanyak 100 paket, dan akan diserahkan pada warga Desa Candinata Kecamatan Kutasari,'' katanya.

Terkait program pembagian paket ikan yang merupakan bagian dari program Gemarikan, Pjs Bupati Purbalingga Sarwa Pramana menyatakan, program ini dinilai penting untuk meningkatkan nilai konsumsi gizi masyarakat. Terlebih bagi ibu hamil. ''Tidak hanya untuk menekan kasus stunting, tapi juga untuk menekan  angka kematian ibu dan anak,'' jelasnya.

Sarwa yang sebelumnya menjabat Asisten Sekda Pemprov Jateng, menyebutkan pada tahun 2019, angka kematian ibu dan anak paling tinggi terjadi di Kabupaten Brebes. Namun pada tahun 2020, mulai bergeser ke Kabupaten Grobogan,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement