Senin 21 Sep 2020 07:10 WIB

Ada Wanita Berjilbab, Anggota Parlemen Prancis Walk Out

Reaksi anggota parlemen Prancis tersebut dinilai tidak perlu.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti / Red: Ani Nursalikah
Ada Wanita Berjilbab, Anggota Parlemen Prancis Walk Out (Ilustrasi)
Foto: CORBIS
Ada Wanita Berjilbab, Anggota Parlemen Prancis Walk Out (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Anggota parlemen sayap kanan dan republik keluar dari pertemuan di parlemen Prancis, Kamis (17/9) karena kehadiran seorang wanita Muslim yang mengenakan jilbab.

Selama pertemuan di Paris, yang membahas pandemi Covid-19 dan pengaruhnya terhadap kaum muda, beberapa anggota parlemen sayap kanan serta anggota partai yang berkuasa, Anne-Christine Lang, mengatakan mereka tidak dapat menerima perwakilan serikat mahasiswa Maryam Pougetoux yang mengenakan jilbab. Setelah berbicara dia pun memutuskan untuk pergi.

Baca Juga

Lang berargumen di Twitter dia tidak dapat menerima kehadiran seseorang yang berjilbab pada pertemuan yang diadakan di majelis nasional. “Sebagai anggota parlemen yang merupakan feminis dan pelindung hak-hak perempuan, berkomitmen pada nilai-nilai republik dan sekularisme, saya tidak dapat menerima partisipasi seseorang yang berjilbab dalam pertemuan kami,” kata Lang, dilansir di Muslim News, Jumat (18/9).

Anggota partai berkuasa lainnya, Sandrine Morch, yang memimpin sesi tersebut, mengatakan reaksi anggota parlemen tidak perlu dan tidak ada aturan yang mencegah orang menghadiri pertemuan dengan pakaian religius. Morch mencatat dia tidak akan membiarkan diskusi palsu seputar jilbab mengalihkan fokus pertemuan, di mana masa depan pemuda negara itu sedang dibahas.

Sebelumnya, Pougetoux juga mendapat kritik dari Menteri Negara Kesetaraan Gender Marlene Schiappa dan banyak tokoh politik lainnya ketika dia ditunjuk sebagai pembicara oleh serikat mahasiswa UNEF pada 2018.

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلْيَسْتَعْفِفِ الَّذِيْنَ لَا يَجِدُوْنَ نِكَاحًا حَتّٰى يُغْنِيَهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖ ۗوَالَّذِيْنَ يَبْتَغُوْنَ الْكِتٰبَ مِمَّا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ فَكَاتِبُوْهُمْ اِنْ عَلِمْتُمْ فِيْهِمْ خَيْرًا وَّاٰتُوْهُمْ مِّنْ مَّالِ اللّٰهِ الَّذِيْٓ اٰتٰىكُمْ ۗوَلَا تُكْرِهُوْا فَتَيٰتِكُمْ عَلَى الْبِغَاۤءِ اِنْ اَرَدْنَ تَحَصُّنًا لِّتَبْتَغُوْا عَرَضَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗوَمَنْ يُّكْرِهْهُّنَّ فَاِنَّ اللّٰهَ مِنْۢ بَعْدِ اِكْرَاهِهِنَّ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Dan orang-orang yang tidak mampu menikah hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sampai Allah memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan jika hamba sahaya yang kamu miliki menginginkan perjanjian (kebebasan), hendaklah kamu buat perjanjian kepada mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu. Dan janganlah kamu paksa hamba sahaya perempuanmu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri menginginkan kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan kehidupan duniawi. Barangsiapa memaksa mereka, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang (kepada mereka) setelah mereka dipaksa.

(QS. An-Nur ayat 33)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement