Kamis 23 Jul 2020 00:03 WIB

Sosok Sultan Arief di Mata Gubernur dan Wali Kota

Sulta Arief sosok yang sopan, santun, bertutur bahasa halus, dan memiliki akhlak yang

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Sejumlah kerabat keraton dan abdi dalem mengantar jenazah Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat menuju kompleks pemakaman Astana Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat, Rabu (22/7/2020). Sultan Keraton Kasepuhan PRA Arief Natadiningrat wafat pada usia 55 tahun karena sakit.
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Sejumlah kerabat keraton dan abdi dalem mengantar jenazah Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat menuju kompleks pemakaman Astana Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat, Rabu (22/7/2020). Sultan Keraton Kasepuhan PRA Arief Natadiningrat wafat pada usia 55 tahun karena sakit.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Wafatnya Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Cirebon, PRA Arief Natadiningrat, meninggalkan, duka yang mendalam bagi berbagai kalangan. Almarhum pun dikenang sebagai sosok orang tua yang menjadi panutan.

Hal itu seperti yang disampaikan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil atau yang biasa disapa Emil. Dia mengenang almarhum sebagai sosok yang sopan, santun, bertutur bahasa halus dan memiliki akhlak yang baik.

photo
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengikuti shalat jenazah saat takziah ke rumah duka Sultan Kasepuhan Cirebon, Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat di kompleks Keraton Kasepuhan, Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Rabu (22/7). Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat yang mengisi takhta Keraton Kasepuhan meninggal dunia usai menjalani perawatan di Ruang ICCU Rumah Sakit Santosa Kota Bandung akibat penyakit kanker usus buntu yang dideritanya. - (Humas Pemprov Jawa Barat)

Selain itu, almarhum juga selayaknya seorang kakak yang senantiasa mengajarinya tentang keikhlasan. Sultan Arief juga menasihatinya dan mengingatkannya mengenai jabatan di dunia yang hanya bersifat sementara. "Saya sangat kehilangan," tutur Emil.

Emil pun bertakziah ke Keraton Kasepuhan Cirebon dan turut menyolatkan jenazah sultan. Atas nama pribadi dan Pemprov Jawa Barat, dia mengucapkan belasungkawa atas berpulangnya almarhum.

Wali Kota Cirebon, Nashrudin Azis, juga mengenang Sultan Arief sebagai sosok orang tua. Almarhum kerap memberinya nasihat. "Saya sering diberi nasihat, sambil pegang pundak saya," tutur Azis.

Azis menilai, hal tersebut merupakan perilaku khas orang tua kepada anaknya. Selain memberikan nasihat, almarhum juga selalu mendoakan dan mendukungnya agar menjadi lebih baik. "Beliau berpesan untuk melestarikan budaya," tukas Azis.

Sultan Arief meninggal pada Rabu (22/7) pukul 05.20 WIB saat menjalani perawatan di RS Santosa Bandung akibat penyakit kanker usus. Dia dimakamkan di kompleks pemakaman Astana Gunung Jati Cirebon.

Sultan Arief meninggalkan seorang istri, Raden Ayu Isye Natadiningrat, dan empat orang anak. Anaknya yang bernama PRA Luqman Zulkaedin merupakan putra mahkota yang akan meneruskan tahtanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement