Jumat 17 Jul 2020 11:47 WIB

Komet Neowise Miliki Ekor Natrium

Komet F3 Neowise ditemukan pada 27 Maret 2020.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
 Komet Neowise atau C / 2020 F3 terlihat di belakang sebuah gereja Ortodoks di atas Turet, Belarus, 110 kilometer (69 mil) barat ibukota Minsk, Selasa pagi, 14 Juli 2020.
Foto: AP/Sergei Grits
Komet Neowise atau C / 2020 F3 terlihat di belakang sebuah gereja Ortodoks di atas Turet, Belarus, 110 kilometer (69 mil) barat ibukota Minsk, Selasa pagi, 14 Juli 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, BOSTON -- Komet Neowise bisa dilihat dengan mata telanjang dalam beberapa hari ini. Gambar baru dari Komet NEOWISE yang cerah menunjukkan tanda-tanda ekor natrium. Gambar ini memberikan para ilmuwan wawasan baru tentang apa yang terjadi di permukaan komet.

Kecerahan komet sulit diprediksi karena kerumitan outgassing permukaan. Outgassing adalah peristiwa terlontarnya material gas dari permukaan benda langit yang disebabkan oleh pemanasan matahari.

Baca Juga

NEOWISE, yang secara resmi dikenal sebagai komet C / 2020 F3, relatif cerah di langit untuk para pengamat di Belahan Utara. Gambar komet diperoleh pada 8 Juli menggunakan fasilitas Input / Output Planetary Science Institute (PSI) melihat natrium dalam ekornya.

NEOWISE dan komet terbuat dari debu, gas, dan plasma (gas terionisasi). Saat komet melesat menuju matahari dari ruang antarbintang atau tata surya luar, sinar matahari menyebabkan es di dalam komet berubah langsung menjadi gas. Saat es mengeluarkan gas, ia menarik material dari permukaan komet bersamanya.

Para ilmuwan sudah dapat merasakan aktivitas komet dengan melihat debu yang berasal dari komet, yang dapat bergerak lebih cepat jika partikelnya kecil dan lebih mudah didorong oleh sinar matahari. Partikel yang lebih lambat cenderung lebih besar dan lebih sulit untuk bergerak. Partikel-partikel individu ini mempengaruhi bagaimana ekor debu dibentuk.

Seperti debu, natrium atom juga dipengaruhi oleh sinar matahari, meskipun memiliki perubahan yang lebih spesifik.

"Tendangan momentum (atom natriumnya) berasal dari panjang gelombang cahaya kuning yang sangat khusus, warna yang sama terlihat pada lampu jalan uap natrium," kata anggota tim peneliti Jeffrey Morgenthaler, seorang ilmuwan senior PSI, dilansir di Space, Jumat (17/7).

Berkat akselerasi oleh sinar matahari yang intens, ekor natrium mengambil bentuk yang berbeda dari ekor yang terlihat pada gambar yang difilter off-band, yang didominasi oleh pantulan  cahaya dari debu.

"Sebagai perbandingan, ekor natrium lebih sempit, lebih panjang dan menunjuk langsung dari matahari," kata rekan penulis dan ilmuwan penelitian Universitas Boston, Carl Schmidt.

Dorongan sinar matahari pada atom natrium cenderung lebih kuat daripada pengaruhnya terhadap debu dan gas lain yang keluar dari komet. Namun, sulit untuk melihat ekor natrium karena emisi matahari.

Contoh-contoh penting dari komet dengan ekor natrium termasuk Hale-Bopp (komet yang bisa dilihat dengan mata telanjang tahun 1997) dan Comet ISON yang hancur berantakan segera setelah mengelilingi matahari pada tahun 2013.

Morgenthaler dan Schmidt akan terus mengamati NEOWISE saat mengelilingi matahari. Mereka juga menggunakan model komputer Monte Carlo untuk mensimulasikan ekor natrium dan memperkirakan tingkat dan kecepatan outgassing.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement