Jumat 29 May 2020 13:22 WIB

China dan Jepang Tujuan Utama Ekspor Perikanan Jateng

Secara nilai, ekspor ke AS menghasilkan pendapatan tertinggi.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fuji Pratiwi
Infografis pertumbuhan ekspor produk perikanan Jawa Tengah.
Foto: dok. BKIPM Semarang
Infografis pertumbuhan ekspor produk perikanan Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- China dan Jepang merupakan negara yang masih menunjukkan eksistensinya dalam perdagangan produk perikanan hingga April 2020 ini. Kedua negara ini menjadi negara yang paling banyak menyerap produk perikanan Indonesia, khususnya dari Jawa Tengah.

Kepala Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasip Perikanan (BKIPM) Semarang, Raden Gatot Perdana, menjelaskan, produk perikanan Jawa Tengah tersebut telah mengisi pasar ekspor di 19 negara. Adapun lima besar dari 19 negara tujuan ekspor tersebut meliputi Amerika Serikat (AS), Jepang, China, Malaysia dan Korea Selatan. 

Baca Juga

Ekspor perikanan Jateng ke China dan Jepang April, yang masing- masing mencatat sebanyak 83 kali dan 82 kali ekspor. "Ekspor ke negara China dan Jepang meningka seiring dengan semakin pulihnya situasi kedua negara setelah masa pandemi," kata Gatot di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (29/5).

Pertumbuhan ini juka bisa dilihat dari perbandingan nilai ekspor dari kedua negara pada periode April 2020 jika dibandingkan dengan periode bulan sebelumnya (month to month /mtm) maupun tahun sebelumnya (year on year /yoy).

Volume produk perikanan yang terserap oleh China melalui kran perdagangan ekspor pada periode April 2020 mencapai 1.232 ton, sedangkan yang diserap negara Jepang mencapai sebanyak 744 ton.

Sedangkan negara tujuan ekpor lainnya, seperti Singapura, Malaysia dan Amerika Serikat mengalami penurunan serapan produk perikanan dari Jateng. Hal ini terlihat dari jumlah frekuensi ekspor perikanan dari Jateng ke ketiga negara tersebut yang menunjukkan penurunan secara bulanan maupun tahunan.

Seperti diketahui, masa pandemi Covid-19 di tiga negara tersebut juga belum sepenuhnya pulih. "Akan tetapi, AS masih menjadi negara penyumbang devisa paling banyak dari transaksi ekspor perikanan dari Jateng dibandingkan negara lainnya," kata Gatot.

Nilai ekspor perikanan Jateng ke AS mencapai sebesar Rp 71,8 miliar, disusul Jepang sebesar Rp 63,3 miliar, serta negara China yang mencapai Rp 33,7 miliar.

BKIPM Semarang berharap para eksportir di Jateng menjaga dan mempertahankan kualitas produk perikanan. Sehingga, Jawa Tengah bisa terus mengisi pasar ekspor kebutuhan produk- produk perikanan internasional.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement