Sabtu 16 May 2020 14:00 WIB

Adakah Palestina di Hati Kita?

Aman Palestin menegaskan ada tiga hal  yang bisa dilakukan untuk bantu Palestina.

Syekh Muhammad Amin Al-Husaini,  mufti besar Palestina dari 1922-1937 (bersorban).
Foto: Dok Aman Palestin
Syekh Muhammad Amin Al-Husaini, mufti besar Palestina dari 1922-1937 (bersorban).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG --  Andai saat ini, hanya tinggal Indonesia satu-satunya negara yang masih dijajah secara militer apa yang akan Anda lakukan?

Terima kasih kepada Palestina yg pertama mendukung kemerdekaan Indonesia bersama negara-negara  Arab lainya pada 1945 dulu. 

“Tapi, Palestina, bangsa yang berjasa itu nasibnya masih tidak menentu. Padahal isu Palestina sangat penting bagi kita karena ini adalah bagian integral dari amanat konstitusi Indonesia,” kata Direktur Aman Palestin Indonesia, Ustadz Miftahudin dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Ia mengutip Pembukaan UUD 1945 yang menegaskan, “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan  di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.” "Lalu, adakah Palestina di hati kita?" ujarnya.

Miftahudin menambahkan, adalah Syekh Muhammad Amin Al-Husaini,  mufti besar Palestina dari 1922-1937, tokoh mewakili bangsa Palestina yang ikut mengakui kedaulatan Indonesia pada 6 September 1944. (M. Zein Hasan, Lc. Lt, Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri, penerbit Bulan Bintang Jakarta, 1980, hal. 80).

Lalu,  apa yang bisa dilakukan oleh bangsa Indonesia  untuk membalas kebaikan bangsa Palestina? Menurut Miftahudin, paling tidak ada tiga hal. 

Pertama,  ayo kita doakan Palestina agar cepat merdeka seperti saudaranya, Indonesia. “Kedua, yuk sebarkan info ini agar teman-teman  dan saudara-saudara  kita paham sejarah  Palestina cinta Indonesia,” tuturnya.

Ketiga, ayo berdonasi untuk Palestina yan  72 tahun belum merdeka sejak 15 Mei 1948. Kirimkan donasi Anda melalui rekening  Yayasan Aman Palestin Indonesia. Jazakumullah dan selamat memburu Lailatul Qadar di 10 akhir Ramadhan ini,” ujar Miftahuddin.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement