Jumat 15 May 2020 05:18 WIB

Apple Niat Pindah 20% Kapasitas Produksi dari China ke India

Apple Niat Pindah 20% Kapasitas Produksi dari China ke India

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Apple Niat Pindah 20% Kapasitas Produksi dari China ke India, Mitranya Ambil Langkah Besar!. (FOTO: REUTERS/Mike Segar)
Apple Niat Pindah 20% Kapasitas Produksi dari China ke India, Mitranya Ambil Langkah Besar!. (FOTO: REUTERS/Mike Segar)

Warta Ekonomi.co.id, Bogor

Pabrikan asal Taiwan yang merakit perangkat Apple, Wistron, berencana menyalurkan 165 juta dolar AS ke fasilitas produksi terbaru di Bengaluru, India.

Niat itu lahir karena Apple sedang mengalihkan 20% kapasitas produksi dari China ke India. Perusahaan Amerika itu menargetkan meningkatkan pendapatan manufaktur di India menjadi sekitar 40 miliar dolar selama lima tahun ke depan.

Foxconn dan Wistron akan menjadi mitra kontrak Apple di India, karena itu Wistron telah bersiap-siap. "Investasi Wistron strategis karena sudah melihat minat yang meningkat dari klien, termasuk Apple, di bidang manufaktur India," kata narasumber perusahaan, dikutip dari Economic Times, Kamis (14/5/2020).

Baca Juga: Amerika: Hacker China Coba Bobol Informasi Penelitian Corona Milik Kami, Waduh??

Baca Juga: Trump Kembali Perpanjang Boikot Rantai Pasokan Huawei, Enggak Jadi Damai?

Pada Februari lalu, Wistron memulai perakitan printed circuit board (PCB) untuk iPhone. Sebelumnya, Wistron hanya merakit iPhone SE, iPhone 6S, dan iPhone 7 di pabrik Peenya, dekat Bengaluru.

Laporan Reuters saat itu menyebut, "produsen kontrak itu tengah membangun pabrik kedua di Narasapura dan menargetkan memproduksi 8 juta smartphone tiap tahun lewat fasilitas tersebut."

Perusahaan yang bermarkas di Taipei itu telah menginvestasikan 212 juta dolar AS pada September lalu, demi membangun pabrik baru itu.

Perlu diketahui, India dilaporkan menyediakan tanah seluas 461.589 hektare untuk merayu perusahaan asing memindahkan fasilitas dari China ke negaranya. Per April 2020, Pemerintah India telah menjangkau lebih dari 1.000 perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat (AS).

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement