Jumat , 12 Feb 2016, 16:14 WIB

Bantuan untuk Bromo dari Daqu

Red: Achmad Syalaby
Warga menyiangi rumput di kawasan gunung Bromo, Jawa Timur, Sabtu (30/1).  (Antara/Didik Suhartono)
Warga menyiangi rumput di kawasan gunung Bromo, Jawa Timur, Sabtu (30/1). (Antara/Didik Suhartono)

REPUBLIKA.CO.ID, Beberapa waktu lalu, ancaman erupsi gunung merapi kembali menghantui Indonesia. Kali ini, Gunung Bromo yang menghembuskan abu vulkaniknya.  Letusan ini menyebabkan, sebagian besar wilayah Probolinggo, Jawa Timur harus beraktifitas bersama abu tebal di sekililingnya hingga saat ini. 

Hampir seluruh aktifitas warga di beberapa kecamatan terhenti. Baik perkantoran, sekolah, hingga sumber perekonomian warga, seperti sektor pertanian dan pariwisata. Mengingat, kawasan Gunung Bromo menjadi salah satu tujuan wisata favorit masyarakat lokal, domestik maupun mancanegara. 

Hal ini, menyebabkan warga tidak dapat berbuat banyak saat ini. Baik, tempat berteduh sementara hingga kebutuhan sehari-hari. Padahal, selama ini mayoritas penghasilan warga Bromo dari sector pertanian dan pariwisata. 

Sebut saja kentang, kubis, dan beberapa jening bawang, merupakan hasil pertanian besar di daerah Probolinggo. Namun, saat letusan terjadi banyak hasil pertanian yang tak sempat diselamatkan warga. Alhasil, banyak hasil pertanian yang seharusnya panen menjadi rusak hingga mati. 

Begitu halnya dengan penginapan, restaurant, hingga toko dan warung milik warga. Tak ada satu pun yang beraktifitas, hening tanpa penghuni, tertutup dan berdebu tebal di atap, dinding hingga pelataran. 

Kini, hanya helaan nafas panjang dan pasrah yang dapat dilakukan, meskipun bantuan banyak yang datang. Mengingat, butuh waktu yang tidak sebentar untuk memulihkan aktivitas pertanian dan sektor wisata di sana. 

“Bukan turun lagi, tapi anjlok perekonomian di sini. Penurunannya hingga 80 persen, banyak warga yang sampai bingung harus melakukan apa karena lahan yang rusak,” ujar Sugeng, salah satu warga di sekitar Gunung Bromo. 

Ketika PPPA Daarul Qur’an menyambangi lokasi beberapa hari yang lalu, nampak jelas Bromo yang dulu ramai dengan hiruk pikuk wisatawan, maupun riuh warga di pertanian telah menghilang. Kini, lebih tepatnya terlihat seperti kota mati. 

Abu kelabu masih menyelimuti lokasi dan lahan pertanian tak lagi hijau menyegarkan. Tak lagi angin segar yang berhembus, tapi debu tebal yang menghantui. Tak lagi terlihat riang warga melihat hasil panen, tetapi kebingungan harus diapakan. 

“Di sini, dusun Krajan sekitar 70 persen hasil pertanian rusak. Sedangkan, di Desa Ngadisari hampir seluruhnya rusak, baik kentang maupun kubis,” ungkap Sumarjono, salah satu pembina Kampung Qur’an Bromo. 

Dikarenakan, hal ini PPPA Daarul Qur’an Malang, bersama Klinik Daqu Sehat dan pembina maupun warga Kampung Qur’an Bromo berupaya untuk meringankan kesedihan warga di lokasi bencana.

Alhamdulillah, tepat 12 Januari lalu, kami mengirimkan langsung sembako untuk warga di Desa Wonokerto, Kec Sukapura, Probolinggo. Salah satu lokasi yang dekat dengan Gunung Bromo dan mengalami kerusakan parah,” ujar Kepala Cabang PPPA Daqu Malang, Ivan Mahardhika. 

Atas bantuan masyarakat Indonesia yang diamanahkan kepada PPPA Daarul Qur’an, sebanyak ratusan paket sembako dan ribuan masker disalurkan. Termasuk, 125 paket sembako dan 2000 masker yang diberikan kepada warga di Dusun Punjul, Jombok dan Krajan. 

Dalam kesempatan yang bersamaan, Pimpinan Pusat Metereologi Vulkanik dan Geofisika Bromo berkata, “Saat ini, keadaan Gunung Bromo masih dalam status SIAGA, meskipun ada kemungkinan meningkat menjadi AWAS. Hanya saja, kami tidak tahu sampai kapan tetap pada status SIAGA.” 

Ia pun memohon doa dari seluruh masyarakat Indonesia agar status Gunung Bromo segera kembali tenang. Sehingga, warga bisa beraktifitas lagi seperti sedia kala, meskipun tak dipungkiri membutuhkan waktu yang cukup lama.

 “Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan”. [QS. Al-Ankabut: 7]

 

 

Video