Ahad 12 Jun 2016 16:07 WIB

Kutuk Kerusahan di Marseille, Rusia Pasrah Jika Dihukum UEFA

Rep: Frederik Bata/ Red: M Akbar
Kerusuhan di Marseille jelang laga Inggris vs Rusia, Ahad (12/6) dini hari WIB.
Foto: ap
Kerusuhan di Marseille jelang laga Inggris vs Rusia, Ahad (12/6) dini hari WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kubu Rusia (RFU) bersuara terkait kerusuhan di Marseille. Yakni tentang bentrokan antara suporter beruang merah dengan pengemar Inggris saat kedua tim bertemu pada laga perdana penyisihan Grup B Piala Eropa 2016.

Menteri Olahraga Rusia, Vitaly Mutko menegaskan pihaknya siap diinvestigasi. Dalam artian apapun hukuman dari UEFA terhadap mereka, ia bisa memahami.

"Kami akan diselidiki UEFA, saya mengerti. Kami berperilaku tidak benar. Para petinggi Rusia juga akan menyelidiki," kata Mutko, Ahad (12/6).

Reuters melaporkan sejumlah penggemar Rusia dan Inggris saling melemparkan botol bir dan kursi. Polisi anti huru-hara menembakkan gas air mata untuk meredakan ketegangan.

Pendukung Inggris terlihat melarikan diri. Sebuah kejadian memilukan ketika seorang ayah mencoba melindungi putranya. Di sekeliling mereka ada gerombolan bertopeng fan Rusia.

Sekarang sanksi buat negara yang dahulu bernama Uni Soviet itu tinggal menunggu waktu. Empat tahun lalu Rusia juga mendapat masalah serupa. Mereka dihukum pemotongan enam poin karena ulah penonton ketika Piala Eropa berlangsung di Polandia.

Badan sepak bola Eropa  dalam sebuah pernyataan mengutuk insiden ini. "Orang-orang yang terlibat dalam kerusahan tidak memiliki tempat dalam sepak bola," kata UEFA.

Tampak pecahan kaca berserakan di beberapa jalan dan gang-gang dekat pantai di kota Marseille. Sebanyak 31 orang terluka, termasuk seorang pria baya tak sadarkan diri. Juga satu pendukung Inggris menderita serangan jantung.

 

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement