Jumat 29 Jun 2012 10:50 WIB

Jerman tidak Cukup Pintar Kala Lawan Italia

Philipp Lahm, kapten timnas Jerman, kecewa setela timnya kalah 1-2 dari Italia di semifinal Piala Eropa 2012.
Foto: Reuters/Thomas Bohlen
Philipp Lahm, kapten timnas Jerman, kecewa setela timnya kalah 1-2 dari Italia di semifinal Piala Eropa 2012.

REPUBLIKA.CO.ID, WARSAWA - Kapten Jerman, Philipp Lahm, mengakui timnya tidak 'cukup pintar' setelah pasukan Joachim Loew itu kalah 1-2 dari Italia pada semifinal Piala Eropa 2012, Jumat (29/6) dini hari WIB.

Ini memastikan paceklik trofi Jerman sejak menjadi jawara Piala Eropa 1996 harus diperpanjang, setidaknya sampai dua tahun lagi, di mana mereka kemungkinan akan berpartisipasi di Piala Dunia 2014.

Penyerang Italia, Mario Balotelli, menghancurkan impian Jerman dinihari tadi dengan sundulan dan tembakan indah di babak pertama, di saat tim Jerman yang minim pengalaman - tim termuda di Piala Eropa 2012 - gagal mengatasi permainan Italia.

Harapan Jerman sempat bangkit ketika Mesut Ozil mengonversi penalti di menit ke-92, setelah Federico Balzaretti kedapatan melakukan handball, namun hal tersebut tidak mampu menyelamatkan Jerman karena mereka gagal mencetak gol tambahan sampai peluit panjang berbunyi.

Untuk semua potensi dan pola pikir sepak bola menyerang impresif yang mereka perlihatkan di Piala Eropa 2012, dengan meraih kemenangan atas Portugal, Belanda, Denmark dan Yunani, pasukan Loew nyata-nyata tidak memiliki 'Rencana B' ketika berbagai hal tidak berjalan sesuai rencana.

"Hal yang paling pahit adalah tim ini memiliki begitu banyak potensi untuk melakukan banyak hal," keluh Lahm, di mana rekor 15 kemenangan berturut-turut Jerman di pertandingan-pertandingan kompetitif telah terhenti. "Namun kami tidak cukup pintar," katanya seperti dikutip AFP.

"Jika Anda tidak memperlihatkan potensi itu di saat yang benar, maka Anda kalah pada pertandingan seperti itu. Ini adalah kekalahan yang sangat, sangat pahit," ujarnya.

"Kami melakukan beberapa kesalahan bodoh dan kami tidak seharusnya kemasukan gol seperti itu," diakuinya. "Jika Anda menemukan diri Anda tertinggal saat melawan Italia, sangat sulit untuk dapat bangkit," katanya.

Memainkan tiga penyerangnya yang disimpan saat Jerman menang 4-2 atas Yunani pada Jumat lalu, Loew kembali merombak tim pertamanya, namun kali ini hal itu tidak berfungsi dan justru Italia yang menguasai lini tengah pada babak pertama.

Lukas Podolski ditarik keluar pada saat turun minum, sedangkan penyerang Mario Gomez juga digantikan pemain veteran Miroslav Klose pada awal babak kedua, sedangkan Toni Kroos nyaris tidak merepotkan pertahanan Italia dari sektor sayap kanan.

"Saya ingin memperkuat beberapa hal di lini tengah, itulah mengapa saya memasukkan Toni," papar Loew. "Gol-gol yang masuk ke gawang kami tercipta karena kesalahan, sebab kami tidak tampil cukup di sekelilig area (penalti)," katanya.

"Umpan silang yang dipakai Balotelli untuk menyarangkan gol pembuka dia seharusnya tidak dibiarkan terjadi," ujarnya. "Kami mengendalikan beberapa hal pada awal (pertandingan), namun setelah kemasukan kami semakin berisiko dan tidak terorganisir dengan baik," tambahnya.

"Setelah tertinggal 0-2, kami memiliki risiko pada semua hal," katanya. "Tim memperlihatkan jiwa yang besar pada babak kedua, namun ketika anda tertinggal 0-2 dari Italia, itu sangat sulit," tuturnya lagi.

Setelah menyudahi dua Piala Dunia terakhir di peringkat ketiga, dan kalah di final Piala Eropa 2008, ini adalah turnamen keempat secara berturut-turut di mana Jerman setidaknya mencapai semifinal.

Loew memiliki kontrak sampai Piala Dunia 2014 di Brasil, dan tekanan dapat bertambah kepadanya untuk menghadirkan trofi dan mewujudkan potensi sebenarnya dari tim Jerman.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement