Rabu 20 Jun 2012 07:19 WIB

Rusuh, 515 Orang Ditangkap Sejak Euro 2012

Aparat kepolisian anti-huru hara Polandia menahan suporter yang terlibat perkelahian di Piala Eropa 2012 Polandia-Ukraina.
Foto: Reuters/Agencja Gazeta/Agata Grzybowska
Aparat kepolisian anti-huru hara Polandia menahan suporter yang terlibat perkelahian di Piala Eropa 2012 Polandia-Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, WARSAWA -- Lebih dari 500 orang, termasuk 153 orang asing ditangkap Kepolisian Polandia sejak Piala Eropa 2012 dimulai. Kabar itu disampaikan Pemerintah Polandia selaku salah satu tuan rumah hajatan sepak bola terakbar di Benua Biru tersebut, Rabu (20/6).

"Secara keseluruhan, 515 orang telah ditangkap. Polisi dipersiapkan untuk jumlah yang jauh lebih besar," kata Menteri dalam negeri, Jacek Cichocki, pada konferensi pers di Warsawa.

Sebanyak 153 orang asing yang ditangkap terdiri dari 92 orang Rusia, 16 orang Kroasia, 15 orang Irlandia, 11 orang Belarus, lima orang Latvia, tiga orang Rumania, dua orang Spanyol, dua orang Serbia, dua orang Jerman, satu orang India, satu orang Hungaria, satu orang Australia, satu orang Portugal, dan satu orang Belanda. "Dibandingkan dengan jumlah orang yang menyaksikan pertandingan-pertandingan, jumlah orang yang ditangkap benar-benar sangat kecil," tutur Cichocki.

Polisi di Polandia dapat menahan seorang tersangka selama 48 jam, namun penahanan formal dan penuntutan harus disetujui pengadilan. Data mengenai jumlah orang yang ditahan dan didakwa melakukan pelanggaran tidak dibenarkan.

Menurut sang menteri, lebih dari 2,5 juta orang telah memasuki negaranya dan berkumpul di keempat stadion dan sejumlah 'fans zone' di Polandia, sejak kompetisi ini dimulai pada 8 Juni. Pada kekerasan paling parah, polisi menangkap 190 orang pada 12 Juni di Warsawa, di tengah pertikaian sebelum pertandingan Polandia melawan Rusia, yang berakhir imbang 1-1.

Polandia dan Rusia telah tersingkir dari turnamen Euro 2012, setelah gagal menembus perempat final. Pertandingan final dijadwalkan dimainkan pada 1 Juli di ibukota Ukraina, Kiev.

sumber : AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement