Selasa 26 Jun 2018 11:38 WIB

Ongkos Taksi di Moskow Bikin Menjerit

Sopir taksi kerap mematok harga yang berbeda dari nominal yang tertera di argo.

Taksi di Moskow
Foto: Republika/Citra Lystia Rini
Taksi di Moskow

REPUBLIKA.CO.ID, Laporan wartawan Republika, Citra Lystia Rini dari Moskow, Rusia

MOSKOW  --  Taksi adalah salah satu moda transportasi darat yang aman dan nyaman. Sayang, ongkos taksi, karena ulah pengendaranya, terkadang membuat menjerit penumpangnya akibat terlampau mahal.

Kejadian seperti itu saya alami di ibu kota Rusia, Moskow. Pengalaman pertama saya alami ketika bergerak dari Bandara Internasional Sheremetyevo menuju Stasiun Metro Belorusskaya. Awalnya sopir mengatakan ongkos taksi berdasarkan argo, nyatanya ketika sampai tujuan saya justru langsung ditembak harga.

Ongkos yang diminta si sopir sebesar 2.000 rubel atau sekitar Rp 450 ribuan. Saya langsung protes mengapa tidak berdasarkan argometer. Sopir bernama Carlo itu pun bilang sudah biasa mengantar penumpang dengan rute saya senilai 2.000 rubel. Namun, saya meminta diskon dan akhirnya ongkos turun menjadi 1.500 rubel atau sekitar Rp 337 ribu.

Ternyata itu bukan satu-satunya pengalaman saya berhadapan dengan sopir taksi "nakal". Ketika saya menumpangi taksi dari Lapangan Merah (Red Square) menuju pusat perbelanjaan GUM, lagi-lagi membuat jengkel. Sopir taksi asal Tajikistan itu tidak mematok ongkos berdasarkan argometer.

Jarak tempuh dari Lapangan Merah ke GUM yang hanya lima kilometer atau 14 menit lamanya dipatok 2.000 rubel atau Rp 450 ribu. Sontak, saya tak terima diminta bayar ongkos sebesar itu. Setelah bernegosiasi kurang lebih lima menit, ongkos turun menjadi 1.300 rubel atau Rp 292 ribu.

Tiga pengalaman lainnya juga berakhir tidak menyenangkan dengan sopir taksi. Akhirnya, saya disarankan warga Moskow untuk mengunduh aplikasi taksi daring sejenis di Tanah Air. Betul saja, ongkos taksi online itu jauh lebih murah dibandingkan taksi pangkalan.

Sayang, menggunakan jasa taksi online butuh kesabaran tingkat tinggi karena mereka jarang berbahasa Inggris sehingga pesanan sering berujung gagal. Jika tidak gagal, sopir datang cukup lama karena mencari lokasi saya. Meminjam mulut warga Moskow pun menjadi kuncian saya memesan taksi online.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement