REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Penjaga gawang timnas Mesir Mohamed el-Shenawy menolak trofi pemain terbaik laga melawan Uruguay pada penyisihan Grup A Piala Dunia 2018, Jumat (15/6) WIB. Penolakan itu dia lakukan lantaran trofi penghargaan tersebut diberikan oleh merek minuman beralkohol Budweiser.

Dalam dokumentasi yang disiarkan laman Russian Television (RT) News, Senin (18/6), el-Shenawy tampak menolak pemberian trofi itu. Menurut laporan itu, seorang perwakilan dari Budweiser menyambut timnas Mesir di lorong menuju ruang ganti pemain seusai laga. Perwakilan tersebut bermaksud memberikan trofi Budwesier Man of the Match kepada  el-Shenawy.

"Tetapi dia terlihat menghindar dan menolak penghargaan itu. Dia menolaknya karena alasan keyakinannya sebagai Muslim yang tidak meminum-minuman beralkohol," tulis RT News.

Laman Sportbible pada Senin (18/6) mengatakan, el-Shenawy tahu trofi tersebut terkait dengan produsen minuman alkohol yang membuat dirinya sebagai Muslim harus menolak. Masih menurut Sportbible, penolakan el-Shenawy atas piala pemain terbaik laga semestinya menjadi evaluasi bagi FIFA. Sebab bukan cuma el-Shenawy dan Mesir pemain dan negara muslim yang berlaga di Piala Dunia Rusia tahun ini. Tercatat, ada Arab Saudi, Maroko, Tunusia, Iran, Senegal, dan Nigeria peserta Piala Dunia yang para punggawanya didominasi pemain Muslim.

Bahkan di sejumlah timnas Eropa, seperti Jerman dan Prancis, beberapa pemain juga ada yang Muslim. Mesut Oezil (Jerman) dan Paul Pogba (Prancis) meraka adalah penganut Islam yang taat. Pemain-pemain tersebut juga kemungkinan akan menolak trofi dari Budweiser tersebut.

Terkait dengan el-Shenawy, di akhir laga Mesir kontra Uruguay didaulat menjadi pemain terbaik dari laga tersebut. Walau Mesir kalah 0-1 dari Uruguay, tetapi aksi el-Shenawy menyelamatkan gawangnya berkali-kali dari serangan para pemain Uruguay membuatnya terpilih menjadi pemain terbaik. 

Ikuti Whatsapp Channel Republika