Jumat 13 Jun 2014 09:55 WIB

Keakraban Pendukung Brasil dan Kroasia di Kereta Bawah Tanah

Pendukung timnas Brasil di laga pembuka Piala Dunia 2014.
Foto: Twitter @FIFAWorldCupTM
Pendukung timnas Brasil di laga pembuka Piala Dunia 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO -- Sikap terpuji ditunjukkan oleh para pendukung timnas Brasil ketika mereka sama-sama menaiki kereta api bawah tanah dengan pendukung Kroasia usai pertandingan pembuka Piala Dunia 2014 di Stadion Corinthians, Sao Paulo, Brasil, Jumat (13/6) dini hari WIB.

Pertandingan yang disaksikan sekitar 61.000 penonton tersebut, yang 5.000 diantaranya pendukung Kroasia, berakhir dengan skor 3-1 bagi kemenangan tuan rumah. Wartawan Antara yang berada dalam kereta bawah tanah atau Metro usai pertandingan tersebut, menyaksikan bahwa sama sekali tidak ada sikap permusuhan yang diperlihatkan oleh kedua pendukung, terutama Selecao.

Meski menjadi kelompok minoritas, pendukung Kroasia yang mengenakan kostum kotak-kotak berwarna merah dan putih, tidak terlihat canggung berada di antara pendukung Samba yang umumnya berkaos kuning. Melihat pendukung yang menggunakan kaos tim nasional Kroasia, beberapa kelompok pendukung Brazil pun mencoba menggoda dan dibalas dengan senyuman oleh pendukung Kroasia.

Sepanjang perjalanan dari stadion Corinthians menuju pusat kota, pemandangan yang terlihat adalah percakapan akrab di kalangan kedua pendukung tersebut. Di antara segelintir pendukung Kroasia tersebut, terdapat sepasang suami istri asal Zagreb bersama anak laki-laki mereka berusia sembilan tahun.

Dalam suatu percakapan, pria Kroasia yang mengaku bernama Dejan itu menyampaikan kekecewaannya atas sikap wasit yang dianggap lebih menguntungkan tuan rumah. "Penalti tersebut sebenarnya tidak perlu terjadi karena bukan benar-benar pelanggaran," kata Dejan kepada lawan bicaranya, Fabio, asal Sao Paulo yang menggunakan seragam Brazil.

Saat berbincang, seorang rekan Fabio yang tampaknya sedang mabuk, mencoba menggoda Dejan dengan berteriak keras-keras dalam bahasa Portugis. "Tidak apa-apa, tenang saja, dia hanya bercanda," kata Fabio, mencoba menenangkan Dejan dan istrinya yang tampak kurang nyaman dengan gangguan tersebut.

Kepada Antara yang ikut nimbrung dalam percakapan tersebut, Fabio mengakui bahwa keakraban antara dua pendukung tersebut tidak akan pernah terjadi dalam kompetisi antarklub domestik. "Yang akan terjadi, kedua pendukung klub akan saling serang dan berkelahi di atas kereta," kata Fabio yang mengaku berprofesi sebagai insinyur tersebut.

Mencairnya suasana antara kedua pendukung tampaknya dipengaruhi oleh latar belakang sosial. Tingginya harga tiket membuat Piala Dunia 2014 Brasil hanya bisa dinikmati oleh mereka yang berada di kelompok menengah ke atas. "Iya, saya kira memang benar juga demikian. Tingginya harga tiket membuat kelompok penonton pun terseleksi secara alami," katanya.

Lebih jauh Fabio mengatakan, dalam kompetisi lokal di Brasil, ada aturan bahwa bahwa pendukung tim tamu harus pulang lebih dulu, sementara pendukung tim tuan rumah bisa pulang dalam waktu dua jam kemudian. "Itu sudah aturan, kalau kedua pendukung keluar stadion pada saat yang bersamaan, pasti akan kacau," katanya.

Fabio kemudian tampak tertarik ketika diinformasikan bahwa di kompetisi Liga Indonesia, terdapat ratusan pemain asal Brasil dan bahkan ada diantaranya yang dipercaya menjadi pelatih nasional. "Ya saya tahu Indonesia itu ada di Asia, saya kan suka pelajaran geografi," kata Fabio ketika ditanya Indonesia terletak dimana.

Sesampai di Stadion Se di pusat kota, sekelompok pendukung tuan rumah Brasil tampak masih belum bosan menggoda beberapa pendukung Kroasia dengan menyanyikan lagu kebangsaan Brazil keras-keras, persis saat rombongan dengan kaos kotak-kotak merah putih akan keluar stadion.

Pendukung Kroasia yang umumnya adalah anak muda berusia sekitar 20-an tahun itu pun membalas dengan membuat gerakan seperti seorang dirigen sebuah orkestra. Di luar stasiun kereta, cuaca mulai terasa dingin dan jalanan di kota terbesar di Brasil itu tampak sepi meski jam masih menunjukkan pukul 21.00 malam waktu setempat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement