Kamis 24 Apr 2014 08:29 WIB

Waduh, Jaringan Ponsel Brasil 'Ngadat' Jelang Piala Dunia

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Fernan Rahadi
piala dunia 2014
Foto: FIFA
piala dunia 2014

REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Tahun lalu Brasil berhasil mengalahkan juara dunia Spanyol dalam pertandingan Final Piala Konfederasi 2013 dengan skor 3-0. Namun, hampir 73 ribu penggemar sepak bola yang hadir di Stadion Maracana Brasil tidak bisa mengirimkan pesan teks untuk merayakan kemenangan Brasil.

Kemenangan itu sangat menjanjikan untuk tim nasional Brasil, namun pertanda buruk bagi jaringan ponselnya. Meskipun pemerintah sudah menggelontorkan investasi nan mahal untuk persiapan, namun perusahaan telepon nasional negara itu masih berjuang menyediakan cakupan jaringan ponsel yang memadai untuk turnamen yang akan dimulai Juni mendatang.

Belum selesainya konstruksi sejumlah stadion dan bandara utama memaksa industri telekomunikasi untuk menunda kembali pengembangan jaringannya. Bahkan, beberapa perusahaan telekomunikasi memilih untuk mengundurkan diri dari proyek.

"Kita sudah tidak punya banyak waktu dan kita mungkin tidak akan mampu memberikan cakupan jaringan yang lengkap untuk stadion," ujar Kepala Kelompok Industri Brasil, Eduardo Levy, Kamis (24/4).

Levy bertanggung jawab mempersiapkan jaringan ponsel di lokasi-lokasi yang menjadi venue Piala Dunia 2014. Jika masalah tahun lalu kembali terulang, maka sulit bagi penggemar untuk membuat panggilan telepon saat menonton pertandingan besar. Mereka sekadar bisa mengunggah foto saja.

Sekretaris Jenderal FIFA, Jerove Valcke mengatakan baru-baru ini bahwa dia sangat khawatir dalam  kasus jaringan komunikasi untuk para penggemar dan mendia yang tidak akan seenuhnya diuji sebelum turnamen dimulai. Risiko memalukan dari persiapan Piala Dunia yang kurang akan menjadi konsekuensi pahit jika Brasil tidak bisa mengatasi kendala ini, yaitu penggunaan mobile data melampaui pertumbuhan jaringan seluler di negara itu.

"Kami tidak inn Brasil dikenang sebagai Piala Dunia terburuk sepanjang masa karena wartawan-wartawannya tidak bisa menuliskan berita-berita mereka ke seluruh dunia," ujar Valcke.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement