Senin 18 Jan 2016 11:00 WIB

UMJ Harus Tingkatkan Soft Skill Mahasiswa Menghadapi MEA

Prof. H. Lincolin Arsyad, M.Sc. Ph.D
Foto: Dok: UMJ
Prof. H. Lincolin Arsyad, M.Sc. Ph.D

REPUBLIKA.CO.ID, Belum lama ini, Rektor UMJ, Dr. Syaiful Bakhri disaksikan oleh Ketua Majelis Diktilitbang PP. Muhammadiyah, Prof. H. Lincolin Arsyad, M.Sc. Ph.D melantik Wakil Rektor III (pengganti antar waktu) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Irfan Purnawan, ST., M. Chem. Eng., di Kampus UMJ. Irfan menggantikan dr. Slamet Sudi Santoso, M.Pd.Ked., yang baru saja menjabat sebagai Dekan FKK UMJ.

Dalam kesempatan tersebut, Prof. H. Lincolin Arsyad, M.Sc. Ph.D menyampaikan sambutannya, yang berkaitan dengan Masyarakat Ekonomi Asean atau MEA. Dia mengatakan bahwa, Indonesia saat ini sudah memasuki Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang sudah terbuka, dan awal Tahun 2016 sudah mulai dituangkan dalam bentuk Mutual Recognition Agreement (MRA) dalam berbagai bidang keilmuan, seperti perawat, dokter gigi, arsitek, dll.

Dia berharap UMJ dapat mengembangkan bentuk-bentuk arsitek atau bidang lainnya yang berdaya saing, unik dan bekemajuan. Mahasiswa UMJ yang berbakat dan memiliki kemampuan yang baik bisa kita arahkan kesana, terutama pengembangan soft skill (kemampuan non akademik). Menurut penelitian yang dilakukan oleh TEIS (lembaga pendidikan di Amerika), bahwa keberhasilan seseorang lebih ditentukan oleh soft skill, dan 30 persen oleh hard skill (kemampuan akademik).

Jadi, menurut dia, IPK mahasiswa kalau diberi peringkat, dari 20 soft skill, ternyata hanya nomor 17, yang nomor 1 adalah communication skill (lisan maupun tulisan). Soft skill akan berkembang jika mahasiswa aktif berorganisasi. Jadi kemampuan berorganisasi yang baik juga harus dikembangkan di kalangan mahasiswa.

Kemampuan komunikasi juga akan terbagun dalam berorganisasi, sehingga kemampuan mahasiswa dapat kita salurkan ke arah kemampuan akademik, seperti menulis di media massa. Menghadapi MEA, energi mahasiswa harus disalurkan ke arah yang positif. Dalam dunia kerja, yang dibutuhkan oleh lulusan UMJ, tidak hanya akademik skill saja, namun juga non akademik.

Di bangku kuliah, mahasiswa diajarkan lebih banyak mengenai akademik, sedangkan kemampuan non akademik kurang diajarkan.

Sementara nantinya ketika mahasiswa berada di dunia kerja, selain mampu dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan kemampuan, mereka juga harus mampu beradaptasi dengan baik dalam bidang pekerjaan.

Tantangan menghadapi MEA ini adalah kemampuan berbahasa Inggris bagi mahasiswa dan dosen, dan ini tantangan bagi kita, termasuk UMJ untuk meningkatkan hal tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement