Sabtu 14 Jul 2012 23:22 WIB

Lebih Tepat dan Cepat Kerja

Sebanyak 110 tenaga kerja Indonesia (TKI) bersiap untuk diberangkatkan ke Korea Selatan, Ciracas, Jakarta, Senin (7/5). (Republika/Aditya Pradana Putra)
Sebanyak 110 tenaga kerja Indonesia (TKI) bersiap untuk diberangkatkan ke Korea Selatan, Ciracas, Jakarta, Senin (7/5). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID,

Perkembangan bisnis yang demikian pesat saat ini sangat membutuhkan tenaga kerja yang berbakat dan siap pakai. Tentunya ditunjang dengan profesionalisme, kematangan, dan kejelian dalam mengenali dan menangkap setiap peluang usaha sebagai konsekuensi logis dari persaingan bisnis yang kian tajam dan beragam ini. Persaingan ketat akan menjadi momok menakutkan bagi para pencari kerja yang tidak memiliki dasar pengetahuan, keterampilan praktis, dan kemampuan analisis yang handal.

Karenannya, Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia (LP3I)  sejak berdirinya pada tanggal 29 Maret 1989, hadir melaui program-program pendidikan yang menjawab tantangan ini. Caranya dengan membenahi kurikulum pembelajaran. Bila selama ini pada kampus dan perguruan tinggi lain kurikulum pembelajaran mata kuliah keprofesian ada di semester akhir. Ini berbeda dengan LP3I.

Untuk program Poleknik misalnya, waktu yang ditempuh membutuhkan selama tiga tahun setara dengan diploma. Pada tahun pertama dan kedua mata kulian yang diajarkan adalah mata kuliah tingkat lanjut yang lebih spesifik kepada kompetensi keahlian, di mana ini sangat dibutuhkan pada dunia kerja. Umumnya, pada semester awal, mahasiswa masih memiliki semangat belajar yang tinggi. Maka akan semakin mudah mentargetkan mereka untuk menguasai mata kuliah lanjut seperti akuntasi lanjutan, pajak, pembukuan, dan lain-lain.

Sistem penerapan mata kuliah “terbalik” ini tentu tidak sembarangan. Menurut Marketing LP3I, Bapak Tri, LP3I sudah mengkosultasikan kepada Kementrian Pendidikan Republik Indonesia. Biar bagaima pun juga, LP3I tetap mengikuti ketentuan dan kebijakan yang diberlakukan oleh Kemendiknas. Artinya, Mata Kuliah Dasan Umum (MKDU), seperti kewarganegaraan dan lain sebagaianya masih tetap diajarkan hanya waktunya saja yang mengalami pergeseran yakni di tahun terakhir.

Proses belajar mengajar pun disajikan melalui pendekatan praktis, diskusi kelompok, simulasi, role play dan latihan/kerja praktek (on-the-job training) sehingga semakin memperkaya wawasan dan pengalaman mahasiswa. Pendekatan-pendekatan ini ternyata menunjang keberhasilan para peserta didik untuk dapat memahanmi dan mampu mengamalkan keahliannya, baik melalui latihan kerja praktek di perusahaan-perusahaan, maupun di lapangan kerja yang sesungguhnya.

Selama proses belajar berlangsung, peserta program pendidikan LP3I mendapat dukungan dan bimbingan penuh dari para staf pengajar yang berasal dari kalangan akademis dan para praktisi profesional yang aktif.

Di samping itu, pada tahun-tahun pertama juga diadakan kegiatan mentoring agama untuk pembinaan mental spiritual, antara lain untuk memupuk sikap jujur, disiplin, memiliki etika, sopan santun dan moral secara umum. Bagi mahasiswa yang beragama Islam diwajibkan mengikuti shalat berjama’ah secara tepat waktu di masjid yang telah disediakan oleh pihak kampus. Apapun aktivitas yang tengah dilakukan harus segera ditinggalkan sejenak untuk shalat. Ide brilian ini lahir dari Faunding Father LP3I, seorang pemikir dan cendikiawan muslim, Bapak Syahrial Yusuf.

Memasuki tahun ketiga, mahasiswa akan ditempatkan diperusahaan dan instansi terkait sesuai dengan jurusan dan keahlian mereka. Akan tetapi mereka tetap diwajibkan untuk menuntaskan masa kulianya di tahun terakhir.

Umumnya perusahaan dan instansi tersebut adalah mitra kerjasama LP3I. Sehingga pada perkembanganya mereka selalu membutuhkan lulusan LP3I untuk bergabung di perusahaan dan instansi tersebut. LP3I memastikan seluruh lulusanya langsung cepat mendapat kerja dengan tepat. LP3I mencoba menghapus “penganguran-pengangguran terdidik”

Bahkan menurut Bapak Tri, belakangan permintaan kepada LP3I semakin besar. Terlebih baru-baru ini, LP3I baru menandatangani MOU dengan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) untuk mengadakan pelatihan kepada calon tenaga kerja luar negeri. Bahkan mereka juga meminta kepada LP3I untuk berpartisipasi mengirimkan alumninya karna semakin banyak pemintaan teaga kerja yang profesional kepadanya.

Sayangnya, hingga kini LP3I belum bisa memenuhinya. LP3I tengah mengalami over suplay, hanya sekitar 70 persen yang berhasil dipenuhi oleh LP3I. Artinya LP3I masih membutuhkan banyak mahasiswa handal yang mau dididik untuk siap pakai dan ditempatkan di perusahaan dan instansi terkait. Karenannya bagi anda yang ingin langsug kerja selepas kuliah atua bahkan saat kuliah, ayo tunggu apa lagi, segera daftarkan diri anda ke LP3I di kota Anda. (adv)

LP3I

sumber : LP3I
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement