Rabu 25 Jan 2012 11:54 WIB

Pentingnya Contact Time untuk Menjaga Komunikasi dalam Keluarga

REPUBLIKA.CO.ID, Kesalahpahaman yang terjadi dalam keluarga kecil Bu Ihsan entah sudah berapa belas kali terjadi. Semua kesalahpahaman itu hanya berujung dengan isak tangis, kecemberutan dan ketegangan yang kemudian lenyap ditelan malam.

Kesalahpahaman yang utama biasanya terjadi antara bu Ihsan dengan anak sulungnya yang sudah memasuki usia remaja. Selalu ada saja hal yang menjadi bahan pertengkaran diantara keduanya yang mengakibatkan suasana kaku tercipta dirumah kecil nan asri itu.

Pertengkaran yang terjadi biasanya hanya perbedaan pendapat, seperti menurut bu ihsan, baju yang dipillih Rio anak sulungnya yang saat ini berusia 16 tahun, selalu kekecilan, kalau membungkuk atau rukuk, terlihat dalamannya. Akibat ketidaksepahaan itu sampai-sampai pertengkaran yang terjadi membuat bu Ihsan akhirnya membentak anaknya dan mengatakan dengan tegas, ”kalau kamu yakin kamu benar, maka tulis di atas underware kamu bahwa itu bukan pakaian dalam. “Jangan sangka buruk, lihat surat Al Hujurat ayat 11 yang bunyinya,

Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman] dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim. (QS: Al Hujurat: 11)

Demikian bu Ihsan menutup pembicaraan dengan anaknya yang masih berkeras bahwa pakaian yang dipakainya biasa saja, dan bahwa dalaman yang terlihat keluar ketika membungkuk atau rukuk dikala sholat, bukan dalaman yang special tapi celana pendek yang kebesaran. Belum lagi pemilihan warna baju, lalu sepatu yang diinjak sehingga nampak tidak sopan. 

Buat bu Ihsan, menginjak sepatu sama dengan merusak sepatu. Ditambah lagi pemilihan ransel yang sudah butut untuk dipakai membuat hatinya geram. Dan yang sangat membuat bu Ihsan marah besar adalah Rio akhir-akhir ini berdalih main basket serta latihan sampai malam, makan malam pun tidak di rumah, dan ketika pulang, tidak mandi lagi, padahal keringat begitu membanjiri bajunya dan bu Ihsan juga mendapati Rio malah seringkali shalat subuhnya terlambat, kalau tidak dibangunkan tidak bangun.

Sungguh dengan kesibukan yang tercipta di dalam keluarga bu Ihsan, dimana bu Ihsan sendiri sebagai pegawai negeri sehingga sebagai ibu bekerja juga tidak punya waktu banyak bersama anak, ditambah suami yang seringkali dinas ke luar kota, maka diperlukan waktu khusus setiap hari atau dua hari sekali atau tiga ahri sekali selama satu jam saja, untuk bicara berdua saja dengan sang anak.

Hal ini penting untuk mengulas isi hatinya dan juga mendengarkan keinginannya dan disaat-saat itu yang dinamakan “contact time”. Bu Ihsan harus bersedia menjadi pendengar yang baik untuk mencoba memahami apa yang diinginkan dan sedang dirasakan sang anak, dan juga sang anak diminta juga untuk mengerti apa sih alasannya, sang ibu kok, akhir akhir ini, sering marah-marah.

Contact time harus dilakukan dengan wajar dan terbuka, biarkan mengalir secara natural. Biarkan terjadi pembicaraan yang mungkin membuat ibu kesal, jangan merespons terlalu cepat, sebaiknya ibu berpikir dahulu dan menyerap apa yang menyebabkan anak menjadi seperti itu. Lalu pada contact time yang berikutnya, ibu bisa menasehati sang anak secara perlahan-lahan.

Pada dasarnya anak-anak itu hormat kok pada orangtua, hanya saja mereka tidak suka kalau selalu dicurigai melakukan perbuatan yang aneh-aneh, padahal mereka sebenarnya biasa-biasa saja. Hampir semua orangtua terkadang terlalu merisaukan anak-anaknya, give them trust and they will be trustable (beri mereka kepercayaan dan mereka pun akan dapat menjadi orang yang dipercaya).

Sabar dan berdoa, walau nampaknya bosan dengan saran terakhir ini, namun apalagi yang dimiliki orang muslim ketika semua cara sudah dilakukan, kecuali sabar dan terus berdoa. Dan salah satu doa yang dikabulkan adalah doa orangtua pada anaknya, apalagi doa yang diberikan pada sepertiga malam terakhir, jauh lebih efektif daripada marah-marah sepanjang siang yang dilakukan pada setiap hari.

Fifi P Jubilea

Founder and Conceptor of JISc, penulis artikel konsultasi pendidikan anak, remaja dan keluarga.

[email protected]

www.jakartaislamicschool.com

 

 

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement