Senin 04 Mar 2019 16:06 WIB

Khofifah Gelar Shalat Hajat Berjamaah demi Kelancaran USBN

Khofifah mengaku dicurhati, masih banyak siswa yang mengaku gelisah.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Pelajar melaksanakan ujian sekolah berstandar nasional (USBN)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pelajar melaksanakan ujian sekolah berstandar nasional (USBN)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menyelenggarakan shalat Hajat berjamaah dan sahur bersama di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (4/3) dini hari. Shalat Hajat berjamaah dan sahur bersama tersebut digelar sebagai doa dan dukungan bagi siswa SMA/SMK/MA yang mengikuti ujian sekolah berstandar nasional berbasis komputer dan smartphone (USBNBKS).

Shalat Hajat dan sahur bersama diikuti Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak, Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono, pimpinan OPD di lingkungan Setdaprov Jatim, para pejabat eselon di lingkungan Dispendik Jatim, para kepala sekolah, serta pimpinan berbagai lembaga pendidikan di Jawa Timur. Khofifah menjelaskan, shalat Hajat berjamaah dan sahur bersama diselenggarakan agar anak-anak bisa tenang, berfokus, dan penuh konsentrasi saat mengerjakan soal ujian hingga lulus dengan nilai bagus.

"Shalat Hajat dan sahur diikuti puasa bersama ini inisiasinya dimulai saat berlangsungnya doa bersama di Kampus C Unair beberapa waktu yang lalu. Pada saat acara doa bersama, banyak anak-anak yang minta didoakan agar bisa lulus dengan nilai yang bagus dan bisa diterima di perguruan tinggi pilihan," kata Khofifah.

Khofifah mengaku dicurhati, masih banyak siswa yang mengaku gelisah dengan berbagai alasan. Sebagai bentuk dukungan spiritual dan psikologis, maka pemerintah menyelenggarakan shalat Hajat berjamaah dan puasa bersama sebagai bagian dari ikhtiar penguatan psikologis siswa.

Menurut Khofifah, kegiatan ini juga wujud dari salah satu program di Nawa Bhakti Satya, yaitu Jatim Berkah. Dengan berpuasa dan berdoa, diharapkan ilmu yang diperoleh anak-anak menjadi berkah dan bermanfaat.

"Dengan demikian, ada progres setiap harinya untuk menjadi lebih baik, begitu seterusnya," ujar Khofifah.

Pada kesempatan yang sama, Khofifah juga mengingatkan akan bahaya narkoba. Menurut dia, PR bangsa Indonesia saat ini adalah penyalahgunaan narkoba dan Jatim menempati urutan tiga besar. Korban penyalahgunaan narkoba, menurut dia, cenderung meningkat. Sebagai contoh, di Rumah Tahanan Medaeng dan sebagian besar lapas dan rutan di Indonesia, rata-rata 2/3 penghuninya adalah korban penyalahgunaan narkoba.

"Bagaimana cara menguranginya, salah satunya kita ikhtiar dengan melakukan munajat kepada Allah agar diberikan berkah dan terhindar dari mara bahaya," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement