Selasa 19 Feb 2019 16:43 WIB

21 SMP Negeri di Purwakarta tak Bisa Selenggarakan UNBK

21 SMP itu masih menyelenggarakan ujian nasional kertas dan pensil

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah pelajar SMP mengerjakan soal ujian nasional dengan skema ujian nasional berbasis kertas dan pensil (UNKP)
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Sejumlah pelajar SMP mengerjakan soal ujian nasional dengan skema ujian nasional berbasis kertas dan pensil (UNKP)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, melansir ada 21 SMP yang belum bisa menggelar ujian nasional berbasis komputer (UNBK). Sarana dan prasarana sekolah tersebut belum menunjang sehingga sekolah itu masih menyelenggarakan ujian nasional kertas dan pensil (UNKP).

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, Purwanto, mengatakan, ada 110 SMP negeri dan swasta di Purwakarta. Dari 110 sekolah itu, yang sudah melaporkan siap melaksanakan UNBK 2019 ada 89 sekolah. Sisanya, 21 sekolah lagi menyatakan diri belum siap.

"21 sekolah yang belum siap UNBK ini, merupakan SMP negeri semua," ujar Purwanto, kepada Republika, Selasa (19/2).

Meski demikian, pihaknya menjamin jika ujian nasional ini akan berjalan dengan baik. "Tidak apa-apa, karena tujuannya sama saja, yakni mengantarkan siswa pada tahap akhir pembelajaran. Yang penting, 100 persen siswa SMP di Purwakarta, bisa lulus UN semua. Itu targetnya," ujar Purwanto.

Menurutnya, ada empat model penyelenggaraan UNBK di Purwakarta ini. Pertama, model sekolah yang penyelenggaraannya masih menumpang ke sekolah lain. Misalnya, SMP yang jumlah komputernya belum memadai, maka akan numpang ujian di SMA atau SMK terdekat yang punya komputer banyak.

"Ada 34 sekolah, yang menggunakan model ini," ujarnya.

Kemudian, model kedua yaitu UNBK mandiri. Jumlahnya ada 49 sekolah, yang sudah bisa menyelenggarakan UNBK sendiri. Dengan begitu, sekolah ini sudah memiliki perangkat komputer yang memadai.

Ketiga, model penyelenggaraan UNBK gabungan yang dilakukan jika jumlah siswanya kurang dari 20 orang. Di Purwakarta, ada tiga sekolah yang menggunakan model penggabungan.

Terakhir, lanjut Purwanto, penyelenggaraan UNBK mandiri dan menumpang. Model ini, mengindikasikan jumlah siswa maupun jumlah komputernya tidak memenuhi standar. Sehingga, mereka bergabung dengan sekolah lain. Namun, penyelenggaraan ujiannya mandiri. Ada tiga sekolah, yang menyelenggarakan UNBK mandiri dan menumpang ini.

"UNBK untuk SMP ini, akan diselenggarakan pada 22-25 April mendatang," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement