Selasa 22 Jan 2019 01:25 WIB

Guru dan Sarana Minim, Informatika Jadi Mapel Pilihan

Kemendikbud tak memaksa sekolah mengajarkan informatika.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Muhammad Hafil
Seseorang duduk di depan layar komputer (ilustrasi)
Foto: EPA
Seseorang duduk di depan layar komputer (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Meski Indonesia akan dihadapkan pada era revolusi industri 4.0, mata pelajaran (mapel) Informatika dipastikan menjadi mapel pilihan bagi jenjang SMP dan SMA. Hal itu lantaran kualifikasi guru dan ketersediaan sarana dan prasarana di berbagai sekolah kurang memadai.

“Guru Informatika tersedia yang statusnya linier dan tersertifikasi tidak banyak,” kata Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud Awaluddin Tjalla saat dihubungi Republika.co.id, Senin (21/1).

Untuk itu, pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tidak memaksa sekolah untuk mengajarkan Informatika. Dalam implementasinya, tidak semua sekolah melaksanakan informatika, bergantung pada kesiapan sekolah.

Kendati tidak dijadikan mapel wajib, dia mendorong agar pihak sekolah melakukan aktivitas atau kegiatan belajar yang mengarah pada penguasaan materi digital. Karena bagaimanapun, sekolah memiliki tanggungjawab untuk menyiapkan lulusan yang siap berkompetensi di era revolusi industri 4.0.

“Peran TIK (Informatika) melingkupi seluruh aktifitas kegiatan siswa dan tenaga pendidik di sekolah, tidak perlu dalam bentuk mata pelajaran. Apalagi akan menambah mata pelajaran itu sesuai dengan kesiapan sekolah,” jelas dia.

Sebelumnya, Pengamat pendidikan sekaligus Direktur Utama PT Eduspec Indonesia Indra Charismiadji meminta agar para guru Informatika mulai menyiapkan bahan ajar dan metode ajar yang inovatif.

“Jangan sampai materi ajarnya masih pengenalan alat, pengertian-pengertian, atau belajar microsoft word misalnya. Tidak begitu lagi, harus bisa meningkatkan skill dan inovasi siswa,” kata Indra.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement