Kamis 03 Jan 2019 23:13 WIB

Mendikbud Sesalkan Survei Tentang Guru Intoleran

Hasil riset tersebut tak perlu lagi diperdebatkan.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Esthi Maharani
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy menyayangkan adanya lembaga riset yang menyebut 63 persen guru di sekolah intoleran. Menurut Mudadjir hasil riset tersebut sulit diterima secara nalar. Sebab menurutnya jumlah tersebut menunjukan separuh guru di tiap sekolah bersikap intoleran. Dia pun menilai, terkait hasil riset tersebut tak perlu lagi diperdebatkan.

“Saya sangat menyesal ada riset yang mengatakan 63 persen guru sekolah sudah intoleran. Artinya kalau ada sepuluh guru, enam guru intoleran berarti sekolah itu sudah rusak, separuh gurunya intoleran semua. Jadi sebetulnya tak perlu lagi diperdebatkan panjang,” tutur Muhadjir disela-sela pelantikan pengurus pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah pada Kamis (3/1).

Memang pada Oktober tahun lalau, Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta meluncurkan hasil survei terkait peran guru dalam mempengaruhi tingkat intoleransi siswa. Sampel dalam survei tersebut melibatkan sekitar 2.237 guru muslim dari 767 kabupaten kota seluruh Indonesia yang dipilih secara acak.

Dalam hasil survei penelitian tersebut salah satunya menunjukan sebanyak 63.07 persen guru memiliki opini intoleran pada pemeluk agama lain. Di lain sisi, Muhadjir mendorng pelajar untuk terus melakukan riset baik sosial maupun sains. Menurutnya, membudayakan riset juga sebagai upaya untuk meminimalisir kaum pelajar terjangkit berita palsu atau hoax.

“Saya dorong anak IPM untuk riset. Kalau ingin mempertahankan keterpelajaran harus mempertahankan riset,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement