Kamis 29 Nov 2018 15:50 WIB

PMP akan Dihidupkan Lagi, Siswa: Ada Bedanya dengan PPKn?

Jika dua pelajaran dengan subtansi materi sama diajarkan maka hanya membebani siswa.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Ratna Puspita
[Ilustrasi] Siswa SMAN
Foto: Republika/Flori Sidebang
[Ilustrasi] Siswa SMAN

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wacana pemerintah untuk menghidupkan kembali Pendidikan Moral Pancasila (PMP) di sekolah cukup membuat bingung siswa. Terlebih siswa-siswi yang kini duduk di Sekolah Dasar hingga Menengah adalah anak yang dilahirkan pasca Orde Baru dan tidak tahu menahu terkait PMP.

Siswi dari SMAN 55 Jakarta Kenya Maharani Faisal mengaku bingung mengapa PMP diusung oleh pemerintah untuk menekan radikalisme dan mengajarkan nilai-nilai luhur Pancasila. Padahal, kata dia, dalam mata pelajaran PPKn pun nilai-nilai luhur Pancasila telah diajarkan kepada siswa.

Baca Juga

"Emang bedanya sama PPKn yang sekarang diajarkan apa ya? Karena memang aku enggak tahu PMP itu seperti apa, tapi materi pancasila diajarkan di pelajaran PPKn kok," kata Kenya saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (29/11).

Kenya menilai, jika rencana pemerintah menghadirkan PMP di sekolah jadi maka pelajaran PPKn harus ditiadakan. Karena, jika kedua pelajaran yang memiliki subtansi materi sama diajarkan maka hanya akan membebani siswa.

"Aku pernah diceritain soal penataran P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) sama ibu. Katanya kalo siswa baru di SMP dan SMA ada penataran p4. Sekarang, aku tidak ada. Menurutku kalau ada PPKn dan PMP aku bisa tambah pusing karena enggak suka hafalan," keluh Kenya.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berencana memunculkan kembali pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP). Menurut Mendikbud Muhadjir Effendy saat ini PMP sedang dalam pengkajian dan perlu ada hal yang diperbarui dari mata pelajaran tersebut.

"Kalau jadi tentu pendekatan, strategi, metode maupun isinya tentu sudah diperbaharui," kata Muhadjir.

Kemendikbud berpendapat PMP penting karena isu-isu mengenai PKI ataupun radikalisme yang terus muncul di masyarakat. Muhadjir pun menuturkan, mestinya pelajaran ini diberikan untuk semua jenjang pendidikan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement