Kamis 08 Nov 2018 15:17 WIB

Semangat Bocah Sukabumi, Berangkat Sekolah dengan Merangkak

Adul tidak pernah bolos sekolah meskipun hujan deras.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Muhammad Hafil
Pelajar Kelas III SDN 10 Cibadak Kabupaten Sukabumi Mukhlis Abdul Kholik (8) berangkat ke sekolah dengan merangkak sejauh tiga kilometer karena kelainan pada bagian kakinya Kamis (8/11).
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Pelajar Kelas III SDN 10 Cibadak Kabupaten Sukabumi Mukhlis Abdul Kholik (8) berangkat ke sekolah dengan merangkak sejauh tiga kilometer karena kelainan pada bagian kakinya Kamis (8/11).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Riga Nurul Iman/Wartawan Republika.co.id

 

Kekurangan fisik tidak menghambat seorang anak di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat untuk menuntut ilmu di sekolah dan belajar agama. Salah satunya ditunjukkan oleh Mukhlis Abdul Kholik (8 tahun) atau sering disapa Adul pelajar kelas III di SDN 10 Cibadak, Kabupaten Sukabumi.

Anak yang sudah sejak lahir mengalami kelainan pada bagian kaki ini tidak bisa berjalan seperti anak normal lainnya. Adul menggunakan kedua tanganya sebagai tumpuan untuk berjalan.

Sehingga untuk bisa berangkat ke sekolah dan ke masjid bukan hal yang mudah bagi Adul. Terlebih rumah Adul bersama orangtua yang mengasuhnya berada di atas perbukitan yakni di Kampung Cikiwul Tonggoh RT 01 RW 01 Desa Sekarwangi Kecamatan Cibadak. 

Setiap harinya Adul berjalan dengan merangkak ke sekolah dengan menuruni turunan yang terjal dan tanjakan yang cukup curam. Jarak antara rumah Adul dengan sekolahnya mencapai sekiar tiga hingga lima kilometer.

"Setiap hari ke sekolah jalan ditemani ibu," ujar Adul ditemui ketika pulang dari sekolahnya Kamis (8/11) siang. Meskipun cukup lelah karena dilakukan dengan merangkak Adul mengaku tetap semangat karena ingin belajar.

photo
Pelajar Kelas III SDN 10 Cibadak Kabupaten Sukabumi Mukhlis Abdul Kholik (8) berangkat ke sekolah dengan merangkak sejauh tiga kilometer karena kelainan pada bagian kakinya Kamis (8/11).

Adul mengatakan, ia kini sudah tidak digendong lagi ke sekolah karena sudah besar. Sehingga jalan sendiri walaupun merangkak.

Ketika ditanya cita-citanya Adul menjawab singkat ingin menjadi petugas pemadam kebakaran. "Supaya bisa membantu orang lain," kata dia yang suaranya kurang jelas atau sengau karena kelainan sejak lahir.

Orangtua yang merawat Adul sejak kecil adalah Deden Hamdani (50) dan Pipin (45). Adul merupakan anak dari kakak kandung Deden yang mengalami sakit dan akhirnya dirawat sejak kecil serta telah dianggap anak sendiri oleh pasangan tersebut.

"Adul biasanya berangkat ke sekolah sekitar pukul 06.30 WIB dan pulang pukul 10.00 WIB’’ terang ibu yang merawat Adul, Pipin. Pada saat berangkat maupun pulang Adul berjalan dengan cara merangkak karena keterbatasan yang dimilikinya.

photo
Pelajar Kelas III SDN 10 Cibadak Kabupaten Sukabumi Mukhlis Abdul Kholik (8) berangkat ke sekolah dengan merangkak sejauh tiga kilometer karena kelainan pada bagian kakinya Kamis (8/11).

Namun tutur Pipin, Adul memiliki kelebihan karena tidak minder dan tetap memiliki semangat untuk belajar. Bahkan meskipun menempuh perjalanan cukup jauh Adul tidak kelelahan dan belajar seperti anak yang lainnya.

Awalnya kata Pipin sebagai orangtua yang mengantar anaknya ke sekolah merasa minder dengan orangtua maupun murid yang lain. Namun lama kelamaan karena melihat semangat Adul maka ia dan orangtua lain di sekolah memberikan dukungan.

Pipin menuturkan, Adul terpaksa berjalan merangkak karena hidup keluarga tersebut cukup pas-pasan. Di mana suami dari Pipin hanya bekerja serabutan mencari batu.  Sementara untuk ongkos naik ojek dari rumah ke sekolah mencapai sekitar Rp 30 ribu per harinya.

Menurut Pipin, Adul berjalan merangkak ke sekolah sekitar tiga kilometer dengan melalui jalan pintas sebuah pesantren. Sementara bila melalui jalan lainnya bisa mencapai lima kilometer.

Selain sekolah kata Pipin, Adul juga belajar mengaji selepas shalat magrib di sebuah tempat pengajian yang jaraknya cukup jauh dari rumah. ‘’ Kalau dilarang berangkat mengaji Adul suka nangis,’’ imbuh dia.

Saat ini ungkap Pipin, keluarga berharap ada bantuan tongkat kepada Adul agar berangkat ke sekolah tidak merangkak lagi. Hal ini akan meringankan perjalanan Adul ke sekolah. Sebabnya bila berjalan merangkak pakaian seragam sekolah Adul seringkali kotor terkena tanah dan genangan air. Bantuan lainnya yang diharapkan adalah peralatan sekolah untuk Adul.

Wali Kelas III SDN 10 Cibadak Euis Khodijah mengatakan, Adul merupakan anak yang baik dan rajin belajar. ‘’ Anak tersebut baik terutama dalam menerima materi pelajaran sama dengan anak yang lainnya,’’ cetus dia.

Meskipun ada kekurangan lanjut Euis, Adul tidak merasa minder. Hal ini ditunjukkan dengan sekolah yang rajin dan mengikuti kegiatan ektrakurikuler seperti pramuka dan olahraga.

Prestasi Adul pun tidak kalah dengan pelajar lainnya. Bahkan pada saat duduk di kelas I Adul pernah mendapatan rangking. Selain itu Adul tidak pernah bolos terkecuali sakit meskipun hujan deras ia tetap berangkat ke sekolah.

photo
Pelajar Kelas III SDN 10 Cibadak Kabupaten Sukabumi Mukhlis Abdul Kholik (8) berangkat ke sekolah dengan merangkak sejauh tiga kilometer karena kelainan pada bagian kakinya Kamis (8/11).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement