Jumat 26 Oct 2018 14:39 WIB

Aksi Teatrikal Peringati Sumpah Pemuda

Teatrikal untuk menerapkan semangat persatuan dan kesatuan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Ratusan siswa SMA 17 Agustus 1945 (SMATAG) Surabaya menampilkan teatrikal dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda pada Jumat (26/10).
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Ratusan siswa SMA 17 Agustus 1945 (SMATAG) Surabaya menampilkan teatrikal dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda pada Jumat (26/10).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ratusan siswa SMA 17 Agustus 1945 (SMATAG) Surabaya menampilkan teatrikal dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda pada Jumat (26/10). Teaterikal tersebut dibagi ke dalam beberapa sesi. Sesi pertama menampilkan aksi Pangeran Diponegoro yang dengan gagah berani melawan penjajah pada peristiwa Perang Diponegoro.

Seorang siswa yang memerankan Pangeran Diponegoro, terlihat berjalan menaiki kuda dengan mengenakan pakaian serba putih, dilengkapi keris yang diselipkan di pinggang bagian belakang. Sang Pangeran berjalan mengelilingi siswa-siswa lainnya, yang menggambarkan kehidupan masyarakat Jawa di masa lalu.

Sebelum akhirnya datang segerombolan siswa lainnya yang mengenakan pakaian ala tentara belanda. Mereka seolah-olah membabi-buta menyerang dan mengganggu kehidupan masyarakat Jawa yang aman dan tentram. Masyarakat Jawa pun dengan gagah berani memberikan perlawanan, meski dengan senjata alakadarnya.

"Teatrikal ini untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda. Ini untuk menerapkan semangat persatuan dan kesatuan. Semangat persatuan bangsa indonesia ini kita tanamkan kepada anak," kata Kepala SMATAG Surabaya Prehantoro.

photo
Ratusan siswa SMA 17 Agustus 1945 (SMATAG) Surabaya menampilkan teatrikal dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda pada Jumat (26/10).

Pada sesi kedua, siswa-siswi SMATAG Surabaya itu mencoba merefleksikan peristiwa sumpah pemuda. Mereka yang mengenakan pakaian berbagai adat di Indonesia, dengan semangat membacakan teks Sumpah Pemuda dan berjanji untuk tetap menjaga kesatuan dan persatuan Bangsa Indonesia.

"Dengan nilai-nilai sumpah pemuda, anak-anak diharapkan akan bangkit semangat untuk menjaga kesatuan dan persatuan dan semangat untukk belajar. Sehingga nanati anak-anak ini bisa menjadi pemimpin bangsa," ujar Prehantoro.

Pada sesi ketiga, digambarkan generasi muda di era modern ini yang harus terus menjaga persatuan meskipun berbeda-beda suku. Sebab, melalui persatuan itulah keutuhan NKRI bisa terus dijaga.

Prehantoro mengaku, makna Sumpah Pemuda setiap harinya juga diterapkan di sekolah yang mempunyai visi-misi menjadi sekolah favorit tersebut. Dimana anak-anak menurutnya selalu diajarkan kedisiplinan dan bagaimana menjaga persatuan, baik di dalam kelas, saat upacara, maupun dalam ekstra kulikuler.

Sementara itu siswa kelas XI Sakinah Nabila, yang juga ikut dalam teatrikal mengatakan teaktrikal itu mengisahkan perjuangan pendahulu dari masa ke masa sampai pada komitmen pemuda Indonesia untuk bisa bersatu. Melalui kegiatan tersebut, Nabila berharap bisa menyebar luaskan pesan kepada generasi muda lainny, untuk terus menjaga persatuan, yang menjadi cita-cita pahlawan terdahulu.

"Di sini kami memperingati hari Sumpah Pemuda. Kita memakai baju bermacam suku. Kalau saya pakai baju adat Bugis dan teman lainnya pakai baju adat lain. Kita ingin menggambarkan meski kami bermacam-macam tapi tetap satu jua," kata dia.

Siswa lainnya yang juga terlibat dalam kegiatan tersebut, Gilang Ahmad Syarif Hifayatullah mengatakan, lewat teaterikal yang digelar, dirinya ingin menyampaikan pesan kepada kenerasi muda untuk bisa terus mengingat jasa pahlawan. Menurutnya itu bisa dilakukan dengan hal yang sederhana, seperti rajin mengikuti belajar mengajar, dan upacara.

"Meskipun zaman sudah maju tapi kita harus tetap mengingat jasa para pahlawan. Kacil-kecilan aja. Misal di upacara hari senin gak becanda, tetap disiplin, rajin belajar," kata sisa kelas XII IPS tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement