Selasa 18 Sep 2018 05:31 WIB

Kemenag Harapkan Peran Masyarakat Terkait Madrasah Negeri

Saat ini baru 7-8 persen madrasah yang berstatus negeri.

Rep: Muhyidin/ Red: Yudha Manggala P Putra
Siswa madrasah (ilustrasi).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Siswa madrasah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) membutuhkan peran serta masyarakat untuk menambah madrasah negeri di Indonesia. Pasalnya, saat ini baru 7-8 persen madrasah yang berstatus negeri dari jumlah 70 ribu lebih madrasah yang ada di Indonesia.

"Kami ini setiap tahun selalu membuka kesempatan kepada masyarakat yang ingin menghibahkan madrasah, asetnya itu untuk dinegerikan," ujar Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kementerian Agama (Kemenag), Ahmad Umar saat dihubungi Republika.co.id, Senin (17/9).

Di samping itu, kata dia, Kemenag saat ini juga berusaha terus untuk menambahkan madrasah negeri. Walaupun, kata dia, secara anggaran Kemenag masih minim, sehingga pihaknya sangat membutuhkan peran masyarakat. "Harapan kami bahwa peran serta masyarakat untuk membantu madrasah ini sangat kami harpakan," ucapnya.

Menurut dia, standar minimal madrasah yang ada saat ini juga masih belum tercukupi dengan baik, sehingga madrasah belum bisa terawat dengan baik. Karena itu, kata dia, pihaknya tidak bisa serta merta menambahkan madrasah negeri.

"Saya tidak menafikan bahwa peran serta masyarakat untuk memajukan madrasah ini sangat luar biasa," katanya.

Sebelumnya diberitakan bahwa jumlah madrasah negeri di Indonesia masih minim. Padahal, minat masyarakat menyekolahkan anak-anak mereka ke madrasah saat ini sangat tinggi.

Pelaksana Harian Kepala Balai Litbang Agama Kementerian Agama Nurudin Sulaiman menyebutkan, jumlah madrasah dibandingkan sekolah umum di Indonesia hanya 20 persen dari seluruh satuan pendidikan. Dari 20 persen itu, 92 persennya di antaranya berstatus swasta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement