Selasa 11 Sep 2018 16:49 WIB

Solusi Atasi Defisit Listrik ala Mahasiwa ITS

Ide ini diciptakan untuk merencanakan sebuah pulau dengan energi terbarukan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Gita Amanda
Pemasangan jaringan listrik PLN. (Ilustrasi)
Foto: MOHAMAD HAMZAH/ANTARA FOTO
Pemasangan jaringan listrik PLN. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Listrik merupakan salah satu kebutuhan krusial bagi setiap masyarakat. Melihat kondisi tersebut, tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang terdiri dari Teuku Rizki Firdausi, Mazaya Yumna, dan Amira Layyina ini menciptakan ide untuk merencanakan sebuah pulau dengan energi terbarukan.

Dalam hal ini, mereka menggunakan studi kasus di Pulau Sumatera. Sebab, menurut pemaparan Mazaya Yumna, pasokan listrik di Pulau Sumatera selama ini mengalami defisit sebesar sembilan persen. Kondisi ini tidak seharusnya terjadi, karena Pulau Sumatera merupakan salah satu pulau yang berpotensi mendukung pembangunan Indonesia.

“Ada ketimpangan rasio elektrifikasi di sana, sehingga sering mengalami pemadaman secara bergilirian,” kata mahasiswi yang biasa disapa Yumna ini dalam siaran persnya, Selasa (11/9).

Dari situ, tim yang berada di bawah bimbingan Istas Pratomo, ini merencanakan sebuah ide bernama ISO. Yaitu Islands of Renewable Energy untuk Pulau Sumatera. Rancangan ini rencananya menggunakan tiga sumber energi alternatif yaitu angin, surya, dan ombak.

“Sebenarnya ISO merupakan penggabungan gagasan antara pulau apung, pembangkit listrik tenaga alam dengan sistem Smart Grid dan Internet of Thing (IoT),” ujar mahasiswi angkatan 2017 tersebut.

Nantinya, menurut Yumna, akan dibangun sebuah pulau di Selat Malaka sebagai pendukung dari ISO. Hal ini dikarenakan Selat Malaka mempunyai potensi energi terbarukan yang besar. Sementara untuk distribusi listriknya sudah tidak lagi secara sentralisasi, melainkan dengan Smart Grid dan IoT.

“Ini akan mempermudah dalam distribusi listrik secara terintegrasi di Sumatera,” ujar gadis kelahiran Aceh tersebut.

Lebih lanjut, Yumna memaparkan, untuk sistem transmisi internal dan monitoring berbasis Smart Grid dan IoT akan ditempatkan di pulau pusat Islands of Renewable Energi (ISO). Sedangkan sistem transmisi dan distribusi eksternal ditempatkan di seluruh Pulau Sumatera, berupa gardu listrik dan pusat kendali.

Yumna juga membeberkan, daya listrik yang dihasilkan oleh ISO melebihi daya yang dihasilkan oleh tiga pembangkit listrik di Aceh yaitu PLTU Nagan Raya, PLTMG Arun, dan PLTD Lueng Bata. “Pasokan listrik akan mengalami surplus, sehingga mampu didistribusikan ke daerah lainnya,” kata dia.

Ide ini telah mampu mengantarkan tim yang berasal dari departemen yang berbeda-beda ini lolos dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-3. Dengan adanya ide ini, diharapkan mampu membantu Indonesia dalam mengoptimalkan penggunaan pembangkit listrik yang ramah lingkungan.

“Sehingga cita-cita Indonesia mencapai Sustainable Development tahun 2030 untuk bidang energi terbarukan bisa terealisasi,” ujat dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement