Jumat 10 Aug 2018 19:38 WIB

Kemendikbud Gulirkan Rp 226 Juta untuk Rehab Sekolah Lombok

Kemendikbud akan menyiapkan beasiswa berupa bantuan PIP khusus bencana.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Dwi Murdaningsih
 Kondisi sekolah SD 2 Jenggala  yang rusak  akibat gempa di  Lombok Utara, NTB, Rabu (8/8).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Kondisi sekolah SD 2 Jenggala yang rusak akibat gempa di Lombok Utara, NTB, Rabu (8/8).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggulirkan bantuan untuk penanganan pascabencana gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) sebesar Rp 226.426.359.000. Bantuan ini diharapkan dapat segera digunakan untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan dan situs cagar budaya yang terdampak gempa.

"Bantuan itu juga diharapkan bisa membantu penanganan psikososial para siswa, pendidik, tenaga kependidikan, dan pemelihara cagar budaya yang menjadi korban," kata Sekretaris Jenderal, Didik Suhardi melalui siaran pers, Jumat (10/8).

Didik juga menyampaikan, Kemendikbud akan menyiapkan beasiswa berupa bantuan pendidikan melalui Program Indonesia Pintar (PIP) khusus bencana, beasiswa perguruan tinggi bagi siswa yang orang tuanya menjadi korban meninggal dunia.

"Untuk meringankan beban pendidik yang menjadi korban, Kemendikbud juga akan menyalurkan tunjangan khusus dan dana bantuan konseling bagi para guru," kata Didik.

Sementara itu, Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) NTB Minhajul Ngabidin mengatakan, per 9 Agustus 2018, total satuan pendidikan yang rusak mencapai 539 sekolah, tersebar di wilayah Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat, Mataram, dan Sumbawa. Dengan kerusakan ruang kelas terparah (kategori berat) berada di wilayah Lombok Utara sebanyak 654 ruang kelas.

"Sebanyak 22 ruang kelas tenda telah terpasang di Lombok Utara dan Lombok Timur. Sisanya segera dipasang. Sampai saat ini terdapat 61 tenda yang disiapkan untuk menjadi tempat belajar sementara para siswa. Dan 18 tenda sudah siap didirikan," ungkap dia.

 

Menurut dia, saat ini pos pendidikan tengah fokus pada penanganan psikososial anak, tenaga pendidik, dan tenaga kependidikan, pendirian ruang kelas tenda (kelas sementara), serta kampanye kembali belajar di sekolah.

Selain itu, pos juga mendistribusikan berbagai bantuan untuk pemenuhan layanan dasar para korban terdampak gempa. Juga melakukan pengkajian kerusakan dan kebutuhan penanganan pascabencana.

Kemendikbud bekerja sama dengan berbagai pihak dalam upaya penanganan pascabencana, khususnya psikososial. Di antaranya Yayasan Sayangi Tunas Cilik, Wahana Visi Indonesia, Plan International, Dompet Dhuafa, dan Kompak. Tim juga didukung Guru Garis Depan (GGD) dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Hamzanwadi.

Sampai saat ini pos pendidikan telah menyalurkan 63 paket sekolah, 60 paket rekreasi, 10 paket alat permainan edukatif (APE) untuk PAUD, paket buku cerita dan Al Quran, serta 1.000 paket seragam sekolah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement