Selasa 24 Jul 2018 15:26 WIB

Ekskul yang Buat Siswi di Mojokerto Lumpuh Harus Disanksi

Sekolah bukan tempat memberikan hukuman fisik yang tidak wajar

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
Masa orientasi studi siswa sma (ilustrasi)
Masa orientasi studi siswa sma (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Praktisi dan pengamat Pendidikan Itje Chodidjah menegaskan, pihak sekolah harus memberikan sanksi tegas pada ekstrakurikuler yang menyebabkan seorang siswi di SMA Gondang Mojokerto, MH Dwi Aprilia, mengalami kelumpuhan setelah menjalani hukuman squat jump. Sanksi mesti diberikan agar memberikan efek jera.

"Harus, harus (diberikan sanksi). Tidak boleh ada kekerasan, sekolah itu tempat mendidik bukan tempat memberikan hukuman fisik yang tidak wajar begitu," kata Itje ketika dihubungi Republika, Selasa (24/7).

(Baca: Disdik Jatim tak Buru-Buru Beri Sanksi Kasus Siswi Lumpuh)

Dia juga menyesalkan, karena pemberlakuan hukuman Squat jump tersebut tidak diketahui oleh pihak sekolah. Dia menyatakan, seharusnya semua kegiatan ekstrakulikuler ada di bawah pengawasan kepala sekolah dan guru-guru.

"Terlalu naif saya kira ketika pihak sekolah tidak tahu adanya hukuman tersebut. Kegiatan orientasi siswa tetap harus dibawah pengawasan otoritas atau pemimpin sekolah," tegas Itje.

Karena itu kasus ini harus menjadi cerminan dan pelajaran bagi semua sekolah. Untuk semakin meningkatkan pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan ekskul yang ada di sekolah. Jangan sampai, kata Itje, sekolah terus-menerus kecolongan dan ada korban baru.

Sebelumnya, seorang siswi SMA di Mojekerto berinisial MH Dwi Aprilia  mengalami kelumpuhan setelah menjalani hukuman squat jump di sekolahnya lantaran terlambat datang ke kegiatan ekstrakurikuler Unit Kegiatan Kerohanian Islam (UKKI) di sekolahnya. Saat itu UKKI tengah mengadakan pelatihan untuk promosi ekskul kepada siswa-siswi baru. Adapun squat jump yang dijatuhkan ke korban yaitu sebanyak 90 kali. Ironisnya, pihak sekolah mengklaim tidak mengetahui tentang kegiatan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement