Sabtu 26 May 2018 15:01 WIB

Tiga Mahasiswa IPB Ubah Susu Basi Jadi Suvenir

Ide ini berasal dari ketika melihat percobaan kimia untuk anak-anak di Youtube

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Budi Raharjo
Seuri, suvenir buatan tiga mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang diolah dari susu basi.
Foto: Dok IPB
Seuri, suvenir buatan tiga mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang diolah dari susu basi.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Tiga mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) mampu membuktikan, susu tolak atau produk yang tidak memenuhi kualifikasi penjualan masih dapat menghasilkan secara ekonomis. Mereka memanfaatkannya produk yang tidak lolos dijual ke pasar ini menjadi suvenir.

Tiga mahasiswa itu adalah Wa Ode Nuzulurrahmah Sulaiman dan Raden Ajeng Faadhila Ramadhanti Mustikadewi dari Sekolah Bisnis IPB serta Ghina Saarah Nibras, mahasiswi Departemen Ilmu Ekonomi IPB. Mereka berada di bawah bimbingan dosen Agribisnis IPB, Siti Jahroh.

Wa Ode menuturkan, susu tolak biasanya akan langsung dibuang begitu saja atau dibawa pulang kembali oleh peternak dan dijadikan pakan anak sapi. "Padahal, susu tolak masih memiliki kandungan protein (kasein) yang bisa diolah menjadi produk bernilai jual tinggi dan berdaya saing," ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (26/5).

Ide pemanfaatan susu basi ini berasal dari ketika melihat percobaan kimia untuk anak-anak di Youtube. Mereka mampu menggumpalkan kasein susu dan kemudian dijadikan bentuk batu atau bentuk bulat.

Dari percobaan sederhana itu, terlintas dalam pikiran Wa Ode untuk mengaplikasikan teknik yang sama namun dipakai untuk output lebih layak, tidak sekadar asal bentuk. Setelah diskusi dengan tim, terpilihlah ide untuk menjadikan susu tolak sebagai suvenir khas Kota Hujan.

Wa Ode dan tim membentuk cenderamata dengan berbagai macam desain yang menunjukkan ciri khas dan ikon-ikon Bogor, misalnya bentuk rusa, angkot, bunga bangkai, tugu kujang serta tempat-tempat khas di Bogor. "Karakter ini didesain dengan pilihan warna yang lucu dan menggemaskan serta dapat mengikuti selera dan tren konsumen," tuturnya.

Produk pemanfaatan ini diberi nama Seuri, yang dalam bahasa Sunda artinya 'tertawa'. Wa Ode berharap, produknya diharapkan bisa membuat para konsumen bahagia dan puas setelah membelinya. Calon konsumen bisa memesan berbagai produk Seuri melalui instagram @seuri.bogor.

Berawal dari gagasan proposal, Wa Ode dan rekan-rekanya mendapatkan dana dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) untuk dapat merealisasikan usaha Seuri. "Ketika tahu bahwa tim kami didanai ya rasanya campur aduk, antara senang, bersyukur, dan sempat bingung bagaimana untuk memulainya dengan skala yang besar. Tapi, Alhamdulillah, saat ini kami dan tim sudah menemukan mitra-mitra yang tepat untuk membantu kami merealisasikan Seuri," ujar Wa Ode.

Untuk ke depannya, Wa Ode juga sedang mengupayakan bentuk kemasan yang juga memuat fakta-fakta terkait karakter-karakter tersebut sebagai informasi tentang ciri khas Bogor. Saat ini, produk Seuri terdiri dari dua jenis yaitu gantungan kunci dan tempelan kulkas, serta plakat yang sedang dalam tahap persiapan produksi. Respon yang didapat dari pasar cukup baik dimana produk yang dihasilkan memang sengaja dibuat dalam jumlah sedikit untuk uji pasar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement