Rabu 18 Apr 2018 23:04 WIB

Dewan Pembina IBF: Minat Baca di Indonesia tak Rendah

Dibandingkan dengan negara Islam lain, minat baca di Indonesia jauh lebih tinggi.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Andri Saubani
Nasaruddin Umar
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Nasaruddin Umar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Pembina Islamic Book Fair (IBF) Nasaruddin Umar menilai minat baca masyarakat Indonesia tidak rendah. Memperbandingkan dengan negara Islam lain, minat baca Indonesia jauh lebih tinggi.

"Dibandingkan di negara Islam, budaya membaca bukunya hampir punah kerana mereka takut, sangat prakmatis," kata dia di JCC, Jakarta, Rabu (18/4).

Ia menyebut salah satu permasalahan rendahnya minat baca negara Islam lain, disebabkan sulitnya kondisi keuangan. "Mau makan saja nggak bisa, apalagi beli buku," ujar Nasaruddin.

Sementara di Indonesia, ia melanjutkan, generasi muda selalu menunggu penyelenggaraan pameran buku. Terkait IBF, menurut dia, pameran tersebut menyediakan buku yang lengkap.

"Kita tak pernah melihat pameran buku selengkap IBF. Pamaran buku lainnya tak seperti IBF," tutur dia.

Nasaruddin menyebut IBF sebagai fenomena peradaban Islam versi Indonesia. Pun IBF merupakan bagian tak terpisahkan sebagai salah satu ikon perkembangan peradaban Islam di Indonesia.

Ia berharap ada Yayasan IBF usai pameran 2018. Dengan demikian, pameran bisa berkembang hingga ke Malaysia dan Bruneidarusalam.

"Karena mereka kan bisa membaca buku kita yang berbahasa Indonesia," kata Nasaruddin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement