Selasa 10 Apr 2018 16:34 WIB

Menristekdikti Kaji Kredit Pendidikan Bunga Nol Persen

Menko Ekonomi akan mengatur bank untuk mewujudkan kredit pendidikan.

Red: Nur Aini
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir usai memberikan kuliah umum bertema Kebijakan Nasional Pendidikan Tinggi Indonesia Menghadapi Revolusi Industri 4.0 di Kampus Utama Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Kamis (22/3).
Foto: Republika/Eric Iskandarsjah Z
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir usai memberikan kuliah umum bertema Kebijakan Nasional Pendidikan Tinggi Indonesia Menghadapi Revolusi Industri 4.0 di Kampus Utama Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Kamis (22/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan pihaknya sedang melakukan kajian untuk mewujudkan kredit pendidikan dengan bunga nol persen.

"Ini lagi diolah sistemnya, apakah memungkinkan sepanjang negara yang melakukan hal ini maka mungkin saja semua bisa diwujudkan," ujar Nasir usai peluncuran kredit pendidikan dari Bank Tabungan Negara (BTN) di Jakarta, Selasa (10/4).

Nasir menjelaskan pihak Menko Perekonomian akan mengatur bagaimana agar bank dapat mewujudkan kredit pendidikan dengan bunga nol persen. "Kalau sepanjang bank itu mendapatkan suatu pinjaman dan bunganya nol persen, maka bank dapat menyalurkan kredit dengan bunga nol persen pula."

Ia berharap dengan adanya kredit pendidikan yang diberikan oleh sejumlah bank tersebut dapat meningkatkan mutu pendidikan. Kredit pendidikan tersebut dapat membantu mahasiswa yang mengalami kendala biaya dalam menyelesaikan pendidikannya.

Menurutnya, permasalahan yang ada sekarang ini bahwa orang tua banyak yang tidak mampu menyekolahkan anaknya ke tingkat yang lebih tinggi. Kemenristekdikti mengalokasikan anggaran beasiswa bidikmisi sebesar Rp 4,9 triliun.

"Dengan bantuan dari Bank BTN harapannya permasalahan ini bisa diselesaikan," ujarnya.

Terkait kredit pendidikan, Nasir mengatakan dirinya pun sebelumnya menggunakan produk pembiayaan pendidikan bernama Kredit Mahasiswa Indonesia (KMI). Oleh karena itu, melalui kredit pendidikan dari Bank BTN ini Nasir berharap anak Indonesia bisa menyelesaikan kuliahnya dan bisa mendapat pekerjaan yang lebih baik. Nasir berharap kepada BTN agar bisa memberikan "grace periode" sehingga pokok pinjaman bisa dibayarkan pada saat sudah mendapatkan pekerjaan.

Direktur Utama BTN, Maryono, mengatakan saat ini masyarakat tak hanya menempatkan hunian sebagai kebutuhan primer, tetapi juga menempatkan pendidikan sebagai kebutuhan dasarnya.

"Melalui kredit pendidikan ini, kami ikut berpartisipasi memenuhi kebutuhan pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia," ujar Maryono.

Bank BTN meluncurkan kredit untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dengan plafon hingga Rp 200 juta dan bunga 6,5 persen selama lima tahun. Pinjaman tersebut diluncurkan untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kualitas SDM.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement