Kamis 22 Mar 2018 17:45 WIB

Perpustakaan Kampus Dituntut Bertransformasi

Perpustakaan tidak bisa lagi dikelola secara konvensional.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Dwi Murdaningsih
Salah satu fasilitas (ruang seminar) di Perpustakaan Digital Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Kamis (8/3).  Ruang berkapasitas 300 orang itu memiliki fasilitas video conference dengan jaringan ke seluruh dunia.
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Salah satu fasilitas (ruang seminar) di Perpustakaan Digital Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Kamis (8/3). Ruang berkapasitas 300 orang itu memiliki fasilitas video conference dengan jaringan ke seluruh dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perpustakaan di perguruan tinggi dituntut untuk segera melakukan transformasi agar bisa beradaptasi dan berevolusi menghadapi pendidikan digital dan revolusi industri 4.0. Sebab di era tersebut perpustakaan tidak bisa lagi dikelola secara konvensional.

Sekretaris Jenderal Kementerian Riset, Teknologi (Kemeristekdikti) Ainun Na'im menegaskan, transformasi menjadi satu hal penting bagi perpustakaan di perguruan tinggi. Sebab, perpustakaan perguruan tinggi merupakan bagian integral dari kegiatan pendidikan, dan pengabdian kepada masyarakat atau tri dharma perguruan tinggi. Serta berfungsi sebagai pusat sumber pembelajaran seluruh civitas akademika di perguruan tinggi.

"Jadi walaupun zaman terus berkembang, perpustakaan senantiasa memegang peranan penting sebagai sumber ilmu pengetahuan. Jangan sampai nantinya perpustakaan terlindas perkembangan zaman," kata Ainun, Kamis (22/3).

Ainun menerangkan, dunia saat ini menghadapi Revolusi Industri 4.0 dengan digitalisasi, artificial intellegence, internet of things serta big data memainkan peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Sehingga perpustakaan harus bertransformasi mengikuti perkembangan teknologi agar dapat menjawab kebutuhan masyarakat.

"Perpustakaan ke depannya tidak hanya menjadi tempat berkumpul untuk membaca buku ataupun mencari informasi, namun perpustakaan dapat menjadi working space tempat munculnya inovasi-inovasi baru. Perpustakaan juga dapat menjadi suatu virtual office," ujar Ainun.

Dia memastikan, Kemenristekdikti pun akan tersebut mendukung upaya integrasi dan sinergi koleksi perpustakaan antar jaringan perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan daerah dan Perpustakaan Nasional. Dengan adanya sinergi dan integrasi ini akan menghasilkan efisiensi dalam anggaran pengadaan koleksi perpustakaan. Selain itu, koleksi perpustakaan juga dapat diakses lebih luas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement