Kamis 01 Mar 2018 13:26 WIB

Siswi SMP BBI Jadi Peserta Kegiatan UNICEF

ASEAN Regional Children Consultation membahas internet yang aman untuk anak.

Wulan (memegang mikropon) saat tampil di salah satu sesi acara ASEAN  Regional  Children Consultation.
Foto: Dok SBBI
Wulan (memegang mikropon) saat tampil di salah satu sesi acara ASEAN Regional Children Consultation.

REPUBLIKA.CO.ID BOGOR -- Siswi SMP Bosowa Bina Insani (BBI) Bogor, Sri Ayuni Wulandari, terpilih mengikuti  kegiatan ASEAN  Regional  Children Consultation. Kegiatan itu  diadakan oleh United Nations Children's Fund (UNICEF)  East Asia & Pacific, di Jakarta, 5-8 Februari 2018.

Kegiatan yang mengusung tema “A safer internet: Young people share their views” itu diikuti sekitar dua ratus remaja dari negara-negara ASEAN. Mereka berbagi pandangan tentang internet yang sehat bagi remaja.

“Kehadiran Wulan – panggilan akrab Sri Ayu Wulandari -- di acara tersebut mendapatkan tanggapan yang sangat baik dari panitia penyelenggara,” kata Kepala SMP Bosowa Bina Insani, Lies Rachmawati dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (28/2).

Ia menambahkan, hal itu bisa dibaca dari tanggapan panitia yang dikirimkan kepada Kepala SMP BBI. “Terima kasih banyak atas dukungan Sekolah Bosowa Bina Insani untuk acara ASEAN  Regional  Children Consultation yang baru lalu. Ananda Wulan telah melaksanakan tugasnya dengan  sangat baik. Dia menjadi salah satu dari lima anak yang berdiri di depan dua  ratusan anggota  dari  negara-negara ASEAN untuk menyampaikan rekomendasi anak untuk online children protection, dalam bahasa Inggris pula. Foto-foto (Wulan dan yang lainnya)  ada di website child rights coalition Asia. UNICEF  juga membuat video dari kegiatan itu di mana Wulan juga berbicara. Kalau sudah siap, video tersebut akan ditayangkan di Youtube,” kata Lies mengutip pernyataan Panitia.

Laman blogs.unicef.org memuat foto dan pernyataan Wulan (14 tahun), “I like  Instagram the most and love the internet because I can explore my hobbies, learn new things and chat with my friends. I also love webtoons and watching K-pop videos.”

Meskipun sangat menyukai Instagram yang memungkinkannya menggali berbagai hobi, belajar sesuatu yang baru dan melakukan chat dengan teman-temannya, Wulan juga mengkhawatirkan dampak negatif  internet terhadap anak-anak, yakni kecanduan internet. Karena itu, perlu peran orang tua memahami apa yang dilakukan anak-anaknya saat  berselancar di dunia maya.

“I worry that children can get addicted to the internet. Parents should understand what their children are doing on the internet. My parents know what I am doing on social media…,” demikian komentar Wulan.

Guru Bimbingan Konseling dan Pembina OSIS SMP BBI, Eni Ratna mengatakan, terpilihnya Wulan berawal dari seminar mengenai bahaya gadget yang digelar oleh Parents Association Bosowa Bina Insani (PABBI) beberapa waktu lalu. Pada acara tersebut Wulan didapuk  menjadi pembawa acara (MC).

Narasumber seminar tersebut, Ketua Yayasan Sejiwa, yakni Diena, tertarik pada kepribadian dan kemampuan Wulan. “Ia mengusulkan kepada Kepala SMP BBI untuk mengikutsertakan Wulan dalam kegiatan ASEAN  Regional  Children Consultation yang diadakan UNICEF East Asia & Pacific di Jakarta, 5-8 Februari 2018,” kata Eni Ratna.

UNICEF merupakan salah satu organisasi di bawah naungan PBB. Organisasi UNICEF didirikan pada tanggal 11 Desember 1946 dan bermarkas di New York, Amerika Serikat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement