Rabu 07 Feb 2018 14:39 WIB

JK: Kualitas Pendidikan RI Tertinggal dari Negara Tetangga

Besarnya alokasi anggaran dinilai belum diikuti peningkatan kualitas.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Wakil Presiden RI - Jusuf Kalla.
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Wakil Presiden RI - Jusuf Kalla.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menyoroti tentang besarnya alokasi anggaran pendidikan di Tanah Air. Menurutnya, anggaran pendidikan merupakan yang terbesar dari anggaran di sektor lain, tetapi kemajuan pendidikan Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara tetangga.

"Anggaran pendidikan memang banyak, lebih dari Rp 400 triliun, sedangkan anggaran PU (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) hanya Rp 100 triliun," ujar Jusuf Kalla ketika memberikan pengarahan di acara Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan 2018 di Pusdiklat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Rabu (7/2).

"Pertanyaannya selalu ialah kenapa dengan anggaran yang naik terus per tahun. Kita belum mengalami kenaikan-kenaikan yang signifikan dari pendidikan dibandingkan negara-negara lain."

Jusuf Kalla mencontohkan, alokasi anggaran pendidikan di Vietnam sama dengan Indonesia yakni sebesar 20 persen dari total anggaran. Namun, mutu pendidikan di Vietnam lebih tinggi dari Indonesia.

Seiring dengan berjalannya waktu, dia mengakui pendidikan di Indonesia memang telah mengalami banyak perubahan. Contohnya, bangunan sekolah secara umum sudah menjadi lebih baik walaupun ada beberapa yang masih harus diperbaiki. Kemudian, dari segi kualitas guru juga sudah membaik yakni sebagian besar merupakan lulusan sarjana.

Tak hanya itu, kemajuan teknologi juga telah memberikan kemudahan akses belajar bagi seluruh siswa di sekolah. Jusuf Kalla mengatakan, perbaikan dan kemajuan pendidikan yang sudah dialami oleh Indonesia belum bisa mengejar persaingan dengan negara lain. "Bisa saja kita maju tapi negara lain lebih maju," kata Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla menjelaskan, agar pendidikan di Indonesia bisa bersaing maka perlu melihat standar-standar yang diterapkan oleh negara-negara lain, seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina. Jusuf Kalla mencontohkan, ujian sekolah di Malaysia dan Singapura menggunakan sistem Oxford dan Cambridge. Sedangkan di Indonesia masih bergulat dengan Ujian Nasional.

Oleh karena itu, wakil presiden mendorong agar mutu pendidikan di Indonesia harus ditingkatkan. Hal ini karena kesejahteraan dan kemajuan suatu bangsa tidak dapat dicapai tanpa kecerdasan.

"Bagaimana menyinkronkan kecerdasan itu sebagaimana tuntutan konstitusi, dan bagaimana kita membuat kesejahteraan pada saat yang sama," ujar Jusuf Kalla.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement