Ahad 04 Feb 2018 07:00 WIB

UIN Sunan Kalijaga Kampanye Islam Lewat Film Animasi

Film animasi menyampaikan pesan anti-radikalisme.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Nur Aini
Peluncuran bertajuk Launching dan Diskusi Film Animasi Religi yang digelar oleh Pusat Studi dan Penelitian CISForm UIN Sunan Kalijaga di Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Sabtu (3/2).
Foto: dokpri
Peluncuran bertajuk Launching dan Diskusi Film Animasi Religi yang digelar oleh Pusat Studi dan Penelitian CISForm UIN Sunan Kalijaga di Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Sabtu (3/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pusat Studi dan Penelitian CISForm UIN Sunan Kalijaga meluncurkan film animasi religi. Peluncuran bertajuk Launching dan Diskusi Film Animasi Religi itu diselenggarakan di Teatrikal Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga.

Dalam peluncuran, dilakukan pemutaran film animasi religi yang dilanjutkan diskusi bersama Ustaz Saijan dan Dani Purwanto. Diskusi dihadiri berbagai perwakilan pelajar SMA/SMK/MA, guru-guru, remaja masjid, ustaz-ustaz pesantren, mahasiswa, ormas keagamaan, dan akademisi.

Peluncuran dibuka langsung Direktur CISForm, Muhammad Wildan. CISForm merupakan salah satu pusat studi dan penelitian di UIN Sunan Kalijaga, yang fokus dalam menangani fenomena radikalisme dengan menggunakan pendekatan lunak.

Studi terbaru CISForm menunjukkan rata-rata kebiasaan membaca kaum muda kurang dari 10 persen. Namun, kebiasaan membaca sangat penting dalam meningkatkan individu yang berpengetahuan luas.

Menariknya, media sosial daring (online) dipilih menjadi alternatif platform yang dirasa menguntungkan untuk mendapatkan perkembangan terkini. Hal ini didukung kenyataan banyak pemuda memilih akses ke gawai dalam mempelajari segala hal, termasuk beragama.

CISForm meyakini film animasi merupakan salah satu cara yang sangat efektif menjangkau pemuda di Indonesia. Direktur CISForm, Muhammad Wildan menilai, film animasi dapat berkontribusi membentuk pemahaman pemuda tentang Islam yang moderat melalui pesan-pesan yang akan disampaikan di dalamnya.

"Harapannya, video animasi yang diupload di beberapa situs populer bisa menjadi alat untuk menekankan gagasan radikalisme kepada para pemuda melalui pesan-pesan yang dikemas dalam bentuk animasi yang lucu dan menghibur, sekaligus menangkal arus radikalisme di kalangan pemuda yang rentan terhadap propaganda radikalisme," kata Wildan kepada Republika.co.id, Ahad (4/2).

Wildan berharap, animasi ini mampu menjadi counter-naratif yang efektif melalui media internet seperti website, YouTube, Facebook, Twitter, Instagram maupun media sosial lain. Hal itu sekaligus mengkampanyekan Islam moderat yang rahmatan lil alamin.

Ia menambahkan, animasi dipilih lantaran lebih mudah diterima siapa saja, terutama di kalangan remaja dan pemuda. Terlebih, kalangan itu yang sangat rentan terhadap propaganda radikalisme, yang umumnya disebarkan melalui media sosial.

"Animasi ini dapat diputar dan diunduh di beberapa akun media sosial milik CISForm seperti YouTube, Facebook, Twitter dan Instagram," ujar Wildan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement