REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokoiw) kembali menggembar-gemborkan program kerja di sektor infrastruktur dan penguatan sumber daya manusia (SDM). Dua sektor ini yang dipaparkan Jokowi pada perayaan Dies Natalis Universitas Indonesia yang ke-68, Jumat (2/2).
Jokowi mengatakan, bahwa pemerintahan saat ini akan membangun jalan tol, pelabuhan, bandara, dan sumber listrik hingga ke pelosok negeri. Ini dilakukan demi mempersatukan Indonesia melalui pembangunan infrastruktur yang berkeadilan.
Selama ini pembangunan infrastruktur masih banyak terfokus di Pulau Jawa dan Sumatera, hasilnya pembangunan di daerah lain jauh tertinggal.
"Bagaimana rasa keadilan bila kita bandingkan jalan yang ada di Papua dengan Jawa dan Sumatra. Jalan Papua dibangun untuk membuka kawasan-kawasan terpecil di sana," ujar Jokowi dihadapan ratusan mahasiswa Universitas Indonesia.
Dia pun menceritakan kekecewaannya ketika awal bertandang ke kantor perbatasan di sejumlah daerah. Kantor tersebut, dilihat Jokowi lebih jelek dari kantor kelurahan yang ada di Jakarta. Buruknya bangunan di perbatasan ini pun membuat dia tergugah untuk merenovasi ulang sehingga kantor perbatasan bisa lebih megah dari kantor perbatasan negara tetangga.
Hal ini pun berbuah hasil. Kantor yang harus menjadi kebanggaan rakyat Indonesia khususnya yang berada di perbatasan kemudian menjelma menjadi kantor indah yang sering digunakan masyarakat berswafoto.
Pembangunan lain yang digeber oleh Jokowi adalah pembangunan bendungan dan embung. Target pembangunan 49 dijalankan sejak awal pemerintahan. Tujuh bendungan dibangun di Nusa Tenggara Timur, yang merupakan daerah sulit air bersih.
"Kita coba menghubungkan yang tidak terhubung, kita menyentuh yang tidak tersentuh. Memberikan keadilan da pemerataan. Jadi infrasturktur bukan hanya pembangunan ekonomi, tapi juga berkeadilan
Dalam pembangunan SDM, Jokowi sangat berharap semua lembaga pendidikan di berbagai tingkat bisa memberikan ilmu yang membuat para SDM dalam negeri lebih berkompetitif. Karena hanya dengan cara ini maka SDM Indonesia bisa bersaing secara global.
"Inovasi adalah kunci, jangan terjebak rutinitas. Keinginan dosen dan mahasiswa ditumbuhkan kreasi baru harus terus dikembangkan," ujarnya.